CASTING AND MEASUREMENTS ANKLE DISARTICULATION
STUMP MEASUREMENTS
Pengukuran stump di ambil pada saat pasien berdiri dengan tumpuan berat badan pada stump ( pelvis harus pada posisi sejajar).
Pengukuran stump juga dapat diambil saat pasien duduk dengan tumpuan sebagian berat badan pada bagian ujung distal stump.
Bagian- Bagian yang Perlu Diukur
1. Diameters
Maximum knee diameter
Minimum diameter above malleoli.
Maximum diameter at the bulbous end of the stump.
2. Circumferences
mid patellar tendon level
Apex of fibular head
Minimum circumferences above malleoli ( taken at same level as the diameter).
Maximum circumferences a bulbous end of stump (taken at same level as the diameter).
Circumferences at shaft of tibia/ fibula if needed.
3. Distances/ Lengths
Mengukur interval dari setiap sirkum.
tinggi dari ujung stump sampai ke lantai dengan pasien berdiri.
4. Sound leg measurements
panjang kaki
tinggi heel dari sepatu
Ankle Disarticulation- Measure Chart
1. Personal Data
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan sebelum/sesudah amputasi :
Tanggal/ tempat amputasi :
Sebab amputasi :
2. Manufacturing Details
Socket type :
Socket materials :
Components :
Fitting date :
Delivery date :
3. Stump Description
Left/right :
Contractures :
Stump description :
Knee joint condition :
Remarks :
CASTING PROCEDURE
TUJUAN
Tujuan pembuatan negative cast adalah untuk memastikan keakuratan model dari stump yang menunjukkan posisi berat badan pada stump atau sebagian berat badan
Problems
1.Karena stump berbentuk bulbous menyebabkan negative cast sulit dilepas.
2. Stump pasien harus menumpu selama casting sehingga soft tissue pada bagian ujung distal harus dalam posisi yang nyaman.
procedure
1. Data pasien secara personal dan pekerjaanya dicatat pada blangko ukur.
2. Pengukuran secara detail stump dan kaki normal juga dicatat pada blangko ukur.
3. Perhatian khusus diberikan pada diameters dan circumferences pada ujung stump bulbous dan mengukur secara jeli pada bagian tersebut.
4. Untuk melepas negative cast dari stump pasien, kita harus memotongnya. Untuk melindungi pasien, sebaiknya kita menempatkan potongan slang berdiameter 1 cm.
5. Memasang stokinet dan memberi tanda pada stump.
6. Blok disusun. Blok ini terbuat dari kayu yang pada bagian permukaan atasnya dilapisi plastazote. 7.Ketika pasien berdiri pada blok ini, pelvis pasien harus pada posisi sejajar.
8.Ujung distal stump pasien dibalut dengan plaster gips pada saat duduk. Sebelum plaster gips mengering, pasien berdiri dengan end of stump pada blok kayu.
9. Stump dibalut dengan plaster gips sampai ke ujung proksimal.
10. Ketika negative gips telah terbentuk, pasien duduk. Negative cast dipotong dengan hati- hati sepanjang slang. Hati- hati saat pengambilan negative cast jangan sampai rusak. Negative cast lalu ditutup dan siap untuk diisi dengan adonan gips.
Senin, 21 Desember 2015
Ankle Disarticulation biomekanik
BIOMEKANIK
Definisi
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi atau mempola yang terjadi antara otot yang bersifat sisa dengan menggunakan prosthesis pada titik tertentu didalam siklus gaya berjalan.
Coronal Plane Alignment
Kebanyakan kosmetika untuk hubungan kaki prosthetik dengan socket itu untuk memusatkan secara langsung dibawah bantalan tumit sepatu.seperti orang yang diamputasi bergeser terhadap sisi prostetik pada cara mid stance gaya reaksi lewat secara medial berhubungan dengan pusat geometrik dari socket.
Sagital Plane Alignment
Tujuan dari bench aligment pada relatif soket untuk kaki pandangan sagital.
Prosthesis harus diposisikan pada pusat geometri dari soket yaitu posisi tengah aligment dari panjang kaki dengan soket kira-kira 5 derajat fleksi.
Heel srike to mid stance
Pada saat heel strike, GRF tepat posterior pada titik geometri soket seperti pada anatomi sendi lutut.hasilnya bahwa moment membuat sisa cabang dari soket berpengaruh pada GRF,sebab rotasi dari prosthesis searah jarum jam.Gaya tersebut terjadi pada sisa cabang pada fase berjalan proksimal posterior dan anterior distal.GRF juga berpengaruh pada lutut yang menyebabkan fleksi.
respon terhadap fleksi lutut harus menjadi kontraksi eksentrik dari paha depan untuk memungkinkan transisi dikendalikan dari heel strike ke posisi foot flat mid stance . itu adalah pada titik ini bahwa lutut mulai memperpanjang membawa pusat gravitasi tubuh atas prosthesis dalam persiapan untuk dimulainya fase ayunan di sisi contralateral
Masalah lainnya yang jelas pada tahap ini adalah anatomi, gaya daerah dimana anterior proksimal socket tekanan mengembang.
Faktor-faktor pendorongnya adalah pada patella tendon yang satu bidang adalah sampai taraf tekanan tertentu.
hilangnya fungsional akibat amputasi Syme di tingkat normal berjalan tidak terlalu signifikan jika diamputasi memakai benar-dipasang dan selaras prostesis.
Biomechanichs melalui ankle prosthesis melalui stump amputasi pergelangan kaki merupakan bantalan stump akhir. dalam beberapa kasus pasien mungkin tidak dapat mentolerir semua tekanan dan sebagai hasilnya kita harus mengambil beberapa beban pada stump proksimal
Rotasi Sumbu Panjang.
bentuk segitiga alami dari ujung atas stump ditekankan sebelum casting dan rectifikasi. stump segitiga di kaitkan ke soket segitiga menolak rotasi
Suspensi
akhir tunggul lebar dan bulat berarti mungkin untuk menggantung soket ke akhir tunggul. ini memberikan suspensi nyaman dan aman. masalah besar kemudian mendapatkan akses terlalu sempit saat melewati soket
Stump tidak akan tumbuh sangat cepat seperti kaki normal,dan stump akan kelihatan memendek,hal itu dengan maksud kelihatan menahan pada tumpuan terakhir stump.ada beberapa kerugian pada long stump karena pada akhir bulbous kosmetiknya tidak bagus.Karena pada long stump susah untuk mengepaskan soketnya dengan baik.Terkadang terjadi karena amputasi yang salah.
Panjang Stump
Stump panjang memberikan masalah utama dalam pembuatannya,yaitu sulit untuk mengepaskan kaki dengan sangat baik,karena tidak mungkin selalu bisa sesuai pada mekanisme lutut.Kaki yang harus biasa digunakan adalah sach foot(low profile).Sach foot memberikan gaya berjalan yang tepat.Heel yang sangat rendah membuat kaki sangat baik untuk ruang terbatas yang tersedia.
Biomechanichs melalui ankle prosthesis melalui stump amputasi pergelangan kaki merupakan bantalan stump akhir. dalam beberapa kasus pasien mungkin tidak dapat mentolerir semua tekanan dan sebagai hasilnya kita harus mengambil beberapa beban pada stump proksimal
Definisi
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi atau mempola yang terjadi antara otot yang bersifat sisa dengan menggunakan prosthesis pada titik tertentu didalam siklus gaya berjalan.
Coronal Plane Alignment
Kebanyakan kosmetika untuk hubungan kaki prosthetik dengan socket itu untuk memusatkan secara langsung dibawah bantalan tumit sepatu.seperti orang yang diamputasi bergeser terhadap sisi prostetik pada cara mid stance gaya reaksi lewat secara medial berhubungan dengan pusat geometrik dari socket.
Sagital Plane Alignment
Tujuan dari bench aligment pada relatif soket untuk kaki pandangan sagital.
Prosthesis harus diposisikan pada pusat geometri dari soket yaitu posisi tengah aligment dari panjang kaki dengan soket kira-kira 5 derajat fleksi.
Heel srike to mid stance
Pada saat heel strike, GRF tepat posterior pada titik geometri soket seperti pada anatomi sendi lutut.hasilnya bahwa moment membuat sisa cabang dari soket berpengaruh pada GRF,sebab rotasi dari prosthesis searah jarum jam.Gaya tersebut terjadi pada sisa cabang pada fase berjalan proksimal posterior dan anterior distal.GRF juga berpengaruh pada lutut yang menyebabkan fleksi.
respon terhadap fleksi lutut harus menjadi kontraksi eksentrik dari paha depan untuk memungkinkan transisi dikendalikan dari heel strike ke posisi foot flat mid stance . itu adalah pada titik ini bahwa lutut mulai memperpanjang membawa pusat gravitasi tubuh atas prosthesis dalam persiapan untuk dimulainya fase ayunan di sisi contralateral
Masalah lainnya yang jelas pada tahap ini adalah anatomi, gaya daerah dimana anterior proksimal socket tekanan mengembang.
Faktor-faktor pendorongnya adalah pada patella tendon yang satu bidang adalah sampai taraf tekanan tertentu.
hilangnya fungsional akibat amputasi Syme di tingkat normal berjalan tidak terlalu signifikan jika diamputasi memakai benar-dipasang dan selaras prostesis.
Biomechanichs melalui ankle prosthesis melalui stump amputasi pergelangan kaki merupakan bantalan stump akhir. dalam beberapa kasus pasien mungkin tidak dapat mentolerir semua tekanan dan sebagai hasilnya kita harus mengambil beberapa beban pada stump proksimal
Rotasi Sumbu Panjang.
bentuk segitiga alami dari ujung atas stump ditekankan sebelum casting dan rectifikasi. stump segitiga di kaitkan ke soket segitiga menolak rotasi
Suspensi
akhir tunggul lebar dan bulat berarti mungkin untuk menggantung soket ke akhir tunggul. ini memberikan suspensi nyaman dan aman. masalah besar kemudian mendapatkan akses terlalu sempit saat melewati soket
Stump tidak akan tumbuh sangat cepat seperti kaki normal,dan stump akan kelihatan memendek,hal itu dengan maksud kelihatan menahan pada tumpuan terakhir stump.ada beberapa kerugian pada long stump karena pada akhir bulbous kosmetiknya tidak bagus.Karena pada long stump susah untuk mengepaskan soketnya dengan baik.Terkadang terjadi karena amputasi yang salah.
Panjang Stump
Stump panjang memberikan masalah utama dalam pembuatannya,yaitu sulit untuk mengepaskan kaki dengan sangat baik,karena tidak mungkin selalu bisa sesuai pada mekanisme lutut.Kaki yang harus biasa digunakan adalah sach foot(low profile).Sach foot memberikan gaya berjalan yang tepat.Heel yang sangat rendah membuat kaki sangat baik untuk ruang terbatas yang tersedia.
Biomechanichs melalui ankle prosthesis melalui stump amputasi pergelangan kaki merupakan bantalan stump akhir. dalam beberapa kasus pasien mungkin tidak dapat mentolerir semua tekanan dan sebagai hasilnya kita harus mengambil beberapa beban pada stump proksimal
SYME PROSTHESIS & COMPONENTS
SYME PROSTHESIS & COMPONENTS
Rotation about long axis
Bentuk segitiga ujung stump ditekankan selama proses casting dan retifikasi. Ini bertujuan agar stump mampu melawan rotasi dari soket tersebut.
Suspension
Akhir stump yang bulat & melebar memungkinkan untuk menggantungkan soket ke ujung stump. Hal ini memberikan kenyamanan yg bagus serta suspensi yang aman. Namun masalahnya stump akan kesulitan untuk masuk ke dalam soket melewati bagian yg sempit.
Panjang Stump
Stump yg panjang memberikan masalah besar dalam hal ini sulit untuk membuat stump tersebut fit dengan kaki yg memiliki ankle mekanisme yang baik.
Feet/Kaki
Stump syme ini selalu panjang, ini memberikan masalah saat foot fitting & alignment device. Beberapa kaki prostesis memiliki ketinggian rata-rata 7-9cm, tapi itu normal mengingat hanya ada sekitar 5cm dari ujung stump ke tanah.
Conventional Prosthesis
Salah 1 konstruksi konvensional yang umum yaitu penggunaan SACH foot yang telah dimodifikasi. Bantalan tumit lebih rendah daripada normal sehingga ketinggian yang tepat dapat diperoleh.
Modular Prosthesis
Beberapa feet energy storing seperti Quantum , Seattle dan Flex foot merupakan kaki dengan ketinggian rendah, hal ini memudahkan kita untuk mengatur alignment antara kaki & soket.
Cosmesis
Cosmesis (kosmetik) untuk kasus amputasi syme tidak akan bagus karena bentuk akhir stump yg bulat besar. Berikut adalah 2 saran bagaimana membuat cosmesis yang sebenarnya :
Conventional prosthesis
Modular prosthesis
protthetic solution
biomekanik dari pergelangan kaki disarticulation prostesis soket selalu meluas ke bagian proksimal sehingga harus dipotong dengan memangkas jalur mirip dengan PTB soket.
Ada 2 metode yg dapat digunakan untuk memasukkan stump kedalam soket,yaitu:
1) panel opening.
prostheses dengan panel opening biasanya terbuat dari plastik, baik polypropylene atau paling sering laminasi GPR (glass reinforced plastic). tipe kuno prostesis terbuat dari kulit dan baja.
satu masalah besar dengan soket tipe panel adalah bahwa prostesis sangat lemah oleh luka. (semakin besar panel kekuatan kurang dari soket).
2) push fit liner.
liner bagian dalam terbuat dari beberapa jenis bahan, misalnya kulit atau paling sering pelite. liner dibuat agar sesuai stump di dalam (soft soket), dan di luar itu memiliki bentuk kerucut. liner dibagi sepanjang panjangnya stump untuk memungkinkan akses yaitu berupa penekanan yg merata dan kemudian stump dengan liner didorong ke dalam hardsoket yang terbuat dari logam atau plastik yang paling umum (GRP atau polypropylene).
berikut ini adalah contoh dari dua tipe dasar soket dan bahan yang digunakan untuk prostesis:
Panel opening
a. GRP (Glass Reinforced Plastic)
b. Polypropylene
c. Leather and steel
Push fit liner
a. Polypropylene and GRP
b. Aluminum and a soft leather insert
(aluminium dgn memasukkan kulit lembut )
PANEL OPENING
GRP (glass reinforced plastic).
GRP baik untuk jenis prosthesis, karena teknik pembuatannya memudahkan untuk mengunci panel sehingga meningkatkan kekuatan.
laminasi dilakukan dalam dua tahap:
1.laminasi dibuat kuat dan akan memberikan struktur soket dasar,
2.laminasi kedua dibuat lebih tipis karena fungsi utama ini akan membuat tumpang tindih panel atas soket.
ketika menggunakan GRP juga memungkinkan untuk membuat penguatan lokal untuk meningkatkan kekuatan di daerah stres yang tinggi yaitu disepanjang stump dengan menambahkan fiberglass atau carbonfibers.
POLYPROPYLENE
polypropylene menjadi lebih populer, karena teknik pembuatan yang mudah dan biaya bahan murah. namun bukan bahan yg terbaik karena fleksibilitas yang tinggi dari materi itu akan menciptakan bentuk melengkung di tepi stump. Selain itu juga sulit untuk menempatkan panel secara akurat.
Dan sangat sulit untuk membuat soket cukup kuat.
KULIT & BAJA
kulit dan baja sebelumnya digunakan untuk Symes prostesis. tetapi prostesis menjadi sangat berat dan kosmetiknya tidak terlalu bagus. soket kulit yang kaku dibuat dengan bagian posterior terbuka, dan korset kecil diterapkan untuk memegang stump. soket dan kaki dihubungkan dengan baja pada bagian lateral dan medial.
PUSH FIT LINER.
POLYPROPYLENE & GRP.
polypropylene dan GRP keduanya bahan yang sangat baik untuk ekstremitas jenis fit push. sebuah liner dalam sebagian besar terbuat dari pelite dimana bagian dalam dibuat sesuai stump dan bagian luar dibuat kerucut. untuk alasan biomekanik perpecahan ini adalah yang terbaik dilakukan pada aspek medial atau lateral.
ukuran keseluruhan soket menjadi lebih besar tetapi soket luar dapat dibuat tanpa jendela dan untuk itu dapat dibuat lebih tipis.
ALUMINUM AND A SOFT LEATHER INSERT.
aluminium dgn memasukkan kulit lembut juga dapat digunakan untuk produksi prostesis. pembuatan "tube" dari logam relatif mudah tapi dalam memasukkan kulit lebih sulit. teknologi ini sangat tidak cocok untuk iklim panas di mana kulit akan membusuk dan logam akan menimbulkan korosi dan retak.
Ada 2 metode yg dapat digunakan untuk memasukkan stump kedalam soket,yaitu:
1) panel opening.
prostheses dengan panel opening biasanya terbuat dari plastik, baik polypropylene atau paling sering laminasi GPR (glass reinforced plastic). tipe kuno prostesis terbuat dari kulit dan baja.
satu masalah besar dengan soket tipe panel adalah bahwa prostesis sangat lemah oleh luka. (semakin besar panel kekuatan kurang dari soket).
2) push fit liner.
liner bagian dalam terbuat dari beberapa jenis bahan, misalnya kulit atau paling sering pelite. liner dibuat agar sesuai stump di dalam (soft soket), dan di luar itu memiliki bentuk kerucut. liner dibagi sepanjang panjangnya stump untuk memungkinkan akses yaitu berupa penekanan yg merata dan kemudian stump dengan liner didorong ke dalam hardsoket yang terbuat dari logam atau plastik yang paling umum (GRP atau polypropylene).
berikut ini adalah contoh dari dua tipe dasar soket dan bahan yang digunakan untuk prostesis:
Panel opening
a. GRP (Glass Reinforced Plastic)
b. Polypropylene
c. Leather and steel
Push fit liner
a. Polypropylene and GRP
b. Aluminum and a soft leather insert
(aluminium dgn memasukkan kulit lembut )
PANEL OPENING
GRP (glass reinforced plastic).
GRP baik untuk jenis prosthesis, karena teknik pembuatannya memudahkan untuk mengunci panel sehingga meningkatkan kekuatan.
laminasi dilakukan dalam dua tahap:
1.laminasi dibuat kuat dan akan memberikan struktur soket dasar,
2.laminasi kedua dibuat lebih tipis karena fungsi utama ini akan membuat tumpang tindih panel atas soket.
ketika menggunakan GRP juga memungkinkan untuk membuat penguatan lokal untuk meningkatkan kekuatan di daerah stres yang tinggi yaitu disepanjang stump dengan menambahkan fiberglass atau carbonfibers.
POLYPROPYLENE
polypropylene menjadi lebih populer, karena teknik pembuatan yang mudah dan biaya bahan murah. namun bukan bahan yg terbaik karena fleksibilitas yang tinggi dari materi itu akan menciptakan bentuk melengkung di tepi stump. Selain itu juga sulit untuk menempatkan panel secara akurat.
Dan sangat sulit untuk membuat soket cukup kuat.
KULIT & BAJA
kulit dan baja sebelumnya digunakan untuk Symes prostesis. tetapi prostesis menjadi sangat berat dan kosmetiknya tidak terlalu bagus. soket kulit yang kaku dibuat dengan bagian posterior terbuka, dan korset kecil diterapkan untuk memegang stump. soket dan kaki dihubungkan dengan baja pada bagian lateral dan medial.
PUSH FIT LINER.
POLYPROPYLENE & GRP.
polypropylene dan GRP keduanya bahan yang sangat baik untuk ekstremitas jenis fit push. sebuah liner dalam sebagian besar terbuat dari pelite dimana bagian dalam dibuat sesuai stump dan bagian luar dibuat kerucut. untuk alasan biomekanik perpecahan ini adalah yang terbaik dilakukan pada aspek medial atau lateral.
ukuran keseluruhan soket menjadi lebih besar tetapi soket luar dapat dibuat tanpa jendela dan untuk itu dapat dibuat lebih tipis.
ALUMINUM AND A SOFT LEATHER INSERT.
aluminium dgn memasukkan kulit lembut juga dapat digunakan untuk produksi prostesis. pembuatan "tube" dari logam relatif mudah tapi dalam memasukkan kulit lebih sulit. teknologi ini sangat tidak cocok untuk iklim panas di mana kulit akan membusuk dan logam akan menimbulkan korosi dan retak.
Ankle disarticulation anatomy surface
ANKLE DISARTICULATION ANATOMY AND SURFACE A.D.
Ankle joint termasuk sendi sinovial hinge joint, dibentuk oleh malleolus tibia dan fibula. Diperkuat oleh ligamen deltoideum dan ligamen collateral lateral
KETERANGAN
Tulang Pedis terdiri dari : Tarsus, Metatarsus, Phalanges.
Tarsus tersusun atas :
Os talus
Os Calcaneus
Os Naviculare
Ossa Cuneiforme laterale – intermedium – mediale dan Os cuboideum.
A. Os Talus
Terbagi atas :
Caput Tali (Distal)
Collum Tali dan Corpuss Tali
terdapat Facies Plantaris dan Dorsalis
Facies Dorsalis terdapat Facies articularis medialis, superior dan lateralis yang disebut TROCHLEA TALI
Bagian Caput terdapat articularis navicularis.
Dan Facies Plantaris terdapat Facies articularis calcanea prosterior, anterior, dan media.
B. OS CALCANEUS
Terdiri Atas :
Bagian terbesar disebut CORPUS
Facies Dorsalin terdapat facies articularis anterior, prosterior, dan medialis.
Bagian proximale facies articularis menonjol disebut : SUSTENTACULUM TALI
C. OS NAVICULAR
Tulang ini berbentuk Perahu.
D. OS CUNEIFORMIA MEDIALE (I)
Bagian proximale bertemu Os naviculare
Bagian distal bertemu Os metatarsal (I)
Bagian Lateral bertemu Os cuneiforme (II) dan (III)
E. OS CUNEIFORME INTERMEDIUM
Bagian proximale bertemu Os naviculare
Bagian Distal bertemu Os Metatarsal (II)
Bagian Lateral bertemu Os Cuneiforme (III)
Bagian Medial bertemu Os Cuneiforme (I)
F. OS CUNEIFORME LATERAL (III)
Bagian Proximale bertemu Os Naviculare
Bagian Distal bertemu Os Metatarsal (II)
Bagian Lateral bertemu Os Cuboideum
Bagian Medial bertemu Os cuneiforme (II) dan Os Metatarsal (II)
G. OS CUBOIDEUM berbentuk kubus
Bagian Proximale bertemu Os Calcaneus
Bagian Medial bertemu Os Naviculare dan Os Cuneiforme III
Bagian Distal bertemu Os Metatarsal IV dan V
Metatarsus
Tersusun atas : Metatarsale I-V yang terbagi atas :
Basis
Caput
Corpus
Basis metatarsal I ke plantar terdapat tuberositas ossis metatarsal I. Os metatarsal V ke Lateral terdapat Tuberositas Ossis Metatarsal V.
PHALANGES
Tersusun atas Phalanges I-V : Untuk Phalanges I terdiri atas phalank Proximalis dan Phalank Distalis, sedangkan phalange II – V, terdiri atas phalank proximalis, phalank media dan phalank distalis
OTOT YANG BERPERAN DALAM ANKLE DISARTICULATION
Tibialis anterior
tibialis anterior adalah otot yang berasal dari bagian atas dua-pertiga dari permukaan lateral tibia dan memasukkan ke dalam medial runcing dan pertama metatarsal tulang kaki
b. Gastrocnemius
Fungsinya adalah pelantar meregangkan kaki di sendi pergelangan kaki dan meregangkan kaki di sendi lutut
Otot-otot pada kaki terdiri atas otot-otot ekstrinsik dan otot-otot intrinsik. Otot ekstrinsik terletak pada bagian anterior, lateral dan posterior tungkai bawah sampai ke kaki.
Otot primemover plantarfleksi ankle adalah otot two-joint gastrocnemius dan one-joint so-leus. Otot-otot lain yang memberikan kontribusi ter-hadap plantarfleksi adalah otot tibialis poste-rior, fleksor hallucis longus, fleksor digitorum longus, serta otot peroneus longus dan brevis.
Otot tibialis posterior merupakan otot supinator dan invertor yang kuat, yang membantu me-ngontrol pronasi selama berjalan.
Otot fleksor hallucis longus dan fleksor digito-rum longus berperan sebagai primemover fleksi jari-jari kaki. otot-otot ini membantu meno-pang arkus longitudinal medial.
Otot peroneus longus dan brevis secara utama berperan sebagai evertor kaki. Otot peroneus longus juga membantu meno-pang arkus transversal dan longitudinal lateral.
Otot primemover dorsifleksi ankle adalah otot tibialis anterior (juga invertor ankle), ekstensor hallucis longus, ekstensor digitorum longus (juga ekstensor jari-jari kaki), dan peroneus tertius
LIGA-MENT PADA ANKLE JOINT
Pada sisi medial ankle joint diperkuat oleh 5 ikatan ligamen yang kuat, 4 ligamen yang menghubungkan malleolus medial tibia dengan tulang tarsal bagian posterior, calcaneus, talus dan navicular.
Tibiofibular inferior joint ditopang oleh liga-men interosseous tibiofibular serta ligamen ti-biofibular anterior dan posterior. Gerak yg dihasilkan adalah gerak slide.
Keempat ligamen tersebut secara kolektif dike-nal sebagai ligamen deltoid, terdiri atas liga-men calcaneotibial, talotibial anterior, tibiona-vicular, dan talotibial posterior.
Ligamen kelima dikenal sebagai ligamen spring (ligamen plantar calcaneonavicular) yang memberikan hubungan horisontal antara os navicular & proyeksi sustentaculum tali pa-da bagian medial calcaneus.Pada sisi lateral ankle joint diperkuat oleh 3 li-gamen yang secara kolektif dinamakan ligamen collateral lateral anterior dan posterior.
Ligamen lateral lebih lemah daripada ligamen medial, dan ligamen talofibular anterior paling lemah diantara semua ligamen ankle.
Permukaan yang konkaf adalah mortise, yang dibentuk oleh malleolus tibia dan fibula dan permukaan yg konveks adalah talus, yang ber-bentuk kerucut dan melebar kearah anterior de-ngan apex mengarah ke medial.
Karena bentuk talus tersebut, maka ketika dor-sifleksi kaki talus juga akan abduksi dan sedikit eversi, dan ketika plantarfleksi kaki talus juga akan adduksi dan sedikit inversi disekitar axis oblique.
Pada saat dorsifleksi dan plantarfleksi ankle terjadi sedikit gerakan asesori dari fibula :
– Pada saat plantarfleksi ankle, malleolus lateral (fi-bula) akan berotasi ke medial dan tertarik kearah inferior serta kedua malleoli saling mendekati. Pada sendi superior, caput fibula akan slide kearah inferior
– Pada saat dorsifleksi ankle, malleolus lateral akan berotasi ke lateral dan tertarik kearah superior serta kedua malleoli saling membuka. Pada sendi supe-rior, caput fibula akan slide kearah superior. – Pada saat supinasi kaki, caput fibula akan slide ke distal dan posterior (external rotasi). Pada saat pro-nasi kaki caput fibula akan slide ke proksimal dan anterior (internal rotasi).
Gerakan Pada Ankle Joint :
Plantar Flexion Exercise
Dorsi Flexion Exercise
Inversion Dan Eversion
PENGERTIAN AMPUTASI SHYMES(ANKLE) ORTOTIK PROSTETIK
Amputasi Symes (ankle)
amputasi pergelangan kaki pertama kali pertama kali dilakukan pada tahun 1843 oleh seorang ahli bedah Skotlandia yang disebut mr.james Symes.
Teknik masih membawa namanya. metode operasi ini tetap tidak berubah dan masih banyak digunakan saat ini
Penyebab Amputasi
Alasan paling umum untuk tingkat amputasi adalah:
Trauma (tambang, sepeda motor, luka bakar dll).
Penyakit vaskular perifer (gangren terbatas).
Infeksi (sangat terlokalisasi).
Cacat bawaan.
Anatomi Syme’s
1) Distal phalanx.
2) Disarticulation Proximal Inter Phalangeal joint. ( hallux only )
3) Disarticulation of toes.
4) Distal metatarsals.
5) Proximal metatarsals.
6) Lisfranc ( 1815) - Tarsometatarsal disarticulation.
7) Chopart (1792 ) - Talonavicular + calcaneocuboid disarticulation.
8) Metatarsal / Phalangeal Ray.
TEKNIK OPERASI DAN EVALUASI
Teknik dari amputasi terdiri dari :
1. Myodesis
2. Myoplasti
Teknik dan indikasi dari tindakan amputasi untuk evaluasi dari puntung sangat penting. Hal yang perlu dievaluasi adalah :
1. Kondisi secara umum yaitu status mental penderita dan kondisi fisik penderita (vital sign,
penyakit penyerta)
2. Kondisi secara lokal (puntung) yaitu panjang puntung, bentuk puntung, tipe dan posisi dari
jaringan parut insisi, luas gerak sendi dan stabilitas dari persendian.
Kelebihan symes amputasi
Dalam amputasi ini pasien dapat berjalan tanpa prostesis, stump lebih pendek dari kaki asli. Tapi masih memungkinkan untuk berjalan walapun pincang.
Stump memiliki bantalan penuh
Kekurangan symes amputasi
Karena stump yang panjang, sulit untuk menyesuaikan kaki buatan yang baik ke dalam ruang yang tersedia.
Kadang-kadang operasi bisa salah. Hal ini dapat menyebabkan stump menyakitkan. Dalam semacam ini kasus kita dapat menggunakan tendon patela dan tibialis flare untuk sebagian dari beban akhir tunggul.
Stump panjang susah untuk di pakaikan sach foot
PENANGANAN REHABILITASI PENDERITA AMPUTASI
a. Penanganan Sebelum Prostesis
1. Sebelum operasi
Pemberian latihan sebelum operasi dapat berupa :
a. Latihan penguatan dari seluruh otot
b. Latihan luas gerak sendi
c. Latihan untuk ADL
2. Setelah operasi
a. Penyembuhan luka operasi
b. Mengontrol nyeri
c. Melihat performa dari ADL nya
d. Mobilitas
e. Mempertahankan luas gerak sendi dari bagian anggota gerak yang diamputasi
f. Menyiapkan stump untuk pengukuran prostesis
g. Menerangkan mengenai pengukuran dan perawatan prostesis
h. Mensuport terhadap perubahan akibat amputasinya
Penanganan Stump
Untuk mempercepat kesembuhan luka, mencegah trauma, mengurangi edema, serta mengurangi nyeri dapat diberikan a plester of Paris atau rigid dressing yang terbuat dari fiberglass jika tidak ada rigid dressing dapat dipakai elastic bandage atau elastic stockinette dan harus dipakai selama 24 jam kecuali saat mandi atau saat luka dibersihkan.
amputasi pergelangan kaki pertama kali pertama kali dilakukan pada tahun 1843 oleh seorang ahli bedah Skotlandia yang disebut mr.james Symes.
Teknik masih membawa namanya. metode operasi ini tetap tidak berubah dan masih banyak digunakan saat ini
Penyebab Amputasi
Alasan paling umum untuk tingkat amputasi adalah:
Trauma (tambang, sepeda motor, luka bakar dll).
Penyakit vaskular perifer (gangren terbatas).
Infeksi (sangat terlokalisasi).
Cacat bawaan.
Anatomi Syme’s
1) Distal phalanx.
2) Disarticulation Proximal Inter Phalangeal joint. ( hallux only )
3) Disarticulation of toes.
4) Distal metatarsals.
5) Proximal metatarsals.
6) Lisfranc ( 1815) - Tarsometatarsal disarticulation.
7) Chopart (1792 ) - Talonavicular + calcaneocuboid disarticulation.
8) Metatarsal / Phalangeal Ray.
TEKNIK OPERASI DAN EVALUASI
Teknik dari amputasi terdiri dari :
1. Myodesis
2. Myoplasti
Teknik dan indikasi dari tindakan amputasi untuk evaluasi dari puntung sangat penting. Hal yang perlu dievaluasi adalah :
1. Kondisi secara umum yaitu status mental penderita dan kondisi fisik penderita (vital sign,
penyakit penyerta)
2. Kondisi secara lokal (puntung) yaitu panjang puntung, bentuk puntung, tipe dan posisi dari
jaringan parut insisi, luas gerak sendi dan stabilitas dari persendian.
Kelebihan symes amputasi
Dalam amputasi ini pasien dapat berjalan tanpa prostesis, stump lebih pendek dari kaki asli. Tapi masih memungkinkan untuk berjalan walapun pincang.
Stump memiliki bantalan penuh
Kekurangan symes amputasi
Karena stump yang panjang, sulit untuk menyesuaikan kaki buatan yang baik ke dalam ruang yang tersedia.
Kadang-kadang operasi bisa salah. Hal ini dapat menyebabkan stump menyakitkan. Dalam semacam ini kasus kita dapat menggunakan tendon patela dan tibialis flare untuk sebagian dari beban akhir tunggul.
Stump panjang susah untuk di pakaikan sach foot
PENANGANAN REHABILITASI PENDERITA AMPUTASI
a. Penanganan Sebelum Prostesis
1. Sebelum operasi
Pemberian latihan sebelum operasi dapat berupa :
a. Latihan penguatan dari seluruh otot
b. Latihan luas gerak sendi
c. Latihan untuk ADL
2. Setelah operasi
a. Penyembuhan luka operasi
b. Mengontrol nyeri
c. Melihat performa dari ADL nya
d. Mobilitas
e. Mempertahankan luas gerak sendi dari bagian anggota gerak yang diamputasi
f. Menyiapkan stump untuk pengukuran prostesis
g. Menerangkan mengenai pengukuran dan perawatan prostesis
h. Mensuport terhadap perubahan akibat amputasinya
Penanganan Stump
Untuk mempercepat kesembuhan luka, mencegah trauma, mengurangi edema, serta mengurangi nyeri dapat diberikan a plester of Paris atau rigid dressing yang terbuat dari fiberglass jika tidak ada rigid dressing dapat dipakai elastic bandage atau elastic stockinette dan harus dipakai selama 24 jam kecuali saat mandi atau saat luka dibersihkan.
contoh soal UAS KD
1. Apa yang anda ketahui tentang knee disarticulation prosthesis?
Knee disarticulation prostesis adalah alat pengganti anggota gerak tubuh yang dipasangkan di luar tubuh, diperuntukkan bagi pasien dengan amputasi knee disarticulation atau through knee (tepat lutut).
2. Sebutkan otot penggerak utama
a. Hip joint : fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi
Fleksi : illiopsoas
Ekstensi : Gluteus maximus, biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus
Abduksi : gluteus medius
Adduksi : adduktor longus, adduktor magnus, adduktor brevis, pectineus, gracilis
b. Knee joint : fleksi-ekstensi
Fleksi : biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus
Ekstensi : rectus femoris, vastus lateralis, vastus intermedius, vastus medialis
c. Ankle join : plantar-dorsal fleksi
Plantar fleksi : gastrocnemius, soleus
Dorsal fleksi : tibialis anterior
3. Apa yang anda ketahui tentang diabetes mellitus?
Diabetes merupakankeadaan yang timbulkarenaketidakmampuantubuhmengolahkarbohidrat/glukosaakibatkurangnyajumlah insulin atau insulin tidakberfungsisempurna. Menurut WHO, tipe-tipe DM dibagi menjadi 3, yaitu DM tipe 1 (tergantung insulin/IDDM), DM Tipe 2 (tidak tergantung insulin/NIDDM), Gestational Diabetes (diabetes pada masa kehamilan)
4. Jelaskan tumpuan untuk end bearing stump dan non weight bearing stup!
Pada end bearing stump tumpuan terletak di end of stump dengan tipe suspensi supracondylar suspensi. Namun, jika pasien menginginkan memindahkan tumpuan ke ischial tuberosity juga diperbolehkan. Dalam kasus seperti ini, suspensi yang dipergunakan tidak boleh supracondylar suspensi, karena tekanan antara ishial seat dan ischial tuberosity akan cenderung mendorong socket agar lepas dari stump sehingga menyebabkan nyeri pada area medial dan lateral epicondyle of femur. Suspensi yang dapat digunakan pada kasu ini contohnya Sillesian belt, neoprene, rigid pelvic band, dll.
Pada non weight bearing stump tumpuan dipindahkan ke Ishial tuberosity. Seperti telah dijelaskan sebelumnya suspensi yang dipergunakan tidak boleh supracondylar suspensi, karena tekanan antara ishial seat dan ischial tuberosity akan cenderung mendorong socket agar lepas dari stump sehingga menyebabkan nyeri pada area medial dan lateral epicondyle of femur. Suspensi yang dapat digunakan pada kasu ini contohnya Sillesian belt, neoprene, rigid pelvic band, dll.
5. Bagaimana karakteristik stump knee disarticulation?
End bearing stump
Long length, sehingga memberikan keuntungan long lever arm
Bulbous distal end, sehingga memungkinkan self suspending
Strong muscle karena otot penggerak utama masih kuat
Triangular shape sebagai rotational control
6. Jelaskan perbedaan single axis knee joint dengan polycentric knee joint!
Single axis knee joint adalah tipe knee joint prosthesis dimana rotation centre of the joint letaknya tetap pada satu titik pada semua gerakan knee.
Polycentric knee joint adalah tipe knee joint prosthesis dimana rotation centre of the joint letaknya berbeda-beda tergantung sudut gerakan knee. Polycentric knee joint merupakan tipe knee joint prosthesis yang paling mendekati anatomical knee joint.
7. Jelaskan pentingnya melakukan check out procedure dalam pelayanan ortotik prostetik!
Pentingnya melakukan checkout procedure
1. Untuk memastikan kualitas& tidak ada kesalahan dalam pembuatan prosthesis
2. Kepuasan pelayanan
3. Untuk memastikan pasien tidak memiliki gait deviations
4. Untuk memastikan pasien bisa menggunakan dan melepas prosthesis
5. Untuk memastikan pasien tahu bagaimana untuk membersihkan dan merawat prosthesis
Knee disarticulation prostesis adalah alat pengganti anggota gerak tubuh yang dipasangkan di luar tubuh, diperuntukkan bagi pasien dengan amputasi knee disarticulation atau through knee (tepat lutut).
2. Sebutkan otot penggerak utama
a. Hip joint : fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi
Fleksi : illiopsoas
Ekstensi : Gluteus maximus, biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus
Abduksi : gluteus medius
Adduksi : adduktor longus, adduktor magnus, adduktor brevis, pectineus, gracilis
b. Knee joint : fleksi-ekstensi
Fleksi : biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus
Ekstensi : rectus femoris, vastus lateralis, vastus intermedius, vastus medialis
c. Ankle join : plantar-dorsal fleksi
Plantar fleksi : gastrocnemius, soleus
Dorsal fleksi : tibialis anterior
3. Apa yang anda ketahui tentang diabetes mellitus?
Diabetes merupakankeadaan yang timbulkarenaketidakmampuantubuhmengolahkarbohidrat/glukosaakibatkurangnyajumlah insulin atau insulin tidakberfungsisempurna. Menurut WHO, tipe-tipe DM dibagi menjadi 3, yaitu DM tipe 1 (tergantung insulin/IDDM), DM Tipe 2 (tidak tergantung insulin/NIDDM), Gestational Diabetes (diabetes pada masa kehamilan)
4. Jelaskan tumpuan untuk end bearing stump dan non weight bearing stup!
Pada end bearing stump tumpuan terletak di end of stump dengan tipe suspensi supracondylar suspensi. Namun, jika pasien menginginkan memindahkan tumpuan ke ischial tuberosity juga diperbolehkan. Dalam kasus seperti ini, suspensi yang dipergunakan tidak boleh supracondylar suspensi, karena tekanan antara ishial seat dan ischial tuberosity akan cenderung mendorong socket agar lepas dari stump sehingga menyebabkan nyeri pada area medial dan lateral epicondyle of femur. Suspensi yang dapat digunakan pada kasu ini contohnya Sillesian belt, neoprene, rigid pelvic band, dll.
Pada non weight bearing stump tumpuan dipindahkan ke Ishial tuberosity. Seperti telah dijelaskan sebelumnya suspensi yang dipergunakan tidak boleh supracondylar suspensi, karena tekanan antara ishial seat dan ischial tuberosity akan cenderung mendorong socket agar lepas dari stump sehingga menyebabkan nyeri pada area medial dan lateral epicondyle of femur. Suspensi yang dapat digunakan pada kasu ini contohnya Sillesian belt, neoprene, rigid pelvic band, dll.
5. Bagaimana karakteristik stump knee disarticulation?
End bearing stump
Long length, sehingga memberikan keuntungan long lever arm
Bulbous distal end, sehingga memungkinkan self suspending
Strong muscle karena otot penggerak utama masih kuat
Triangular shape sebagai rotational control
6. Jelaskan perbedaan single axis knee joint dengan polycentric knee joint!
Single axis knee joint adalah tipe knee joint prosthesis dimana rotation centre of the joint letaknya tetap pada satu titik pada semua gerakan knee.
Polycentric knee joint adalah tipe knee joint prosthesis dimana rotation centre of the joint letaknya berbeda-beda tergantung sudut gerakan knee. Polycentric knee joint merupakan tipe knee joint prosthesis yang paling mendekati anatomical knee joint.
7. Jelaskan pentingnya melakukan check out procedure dalam pelayanan ortotik prostetik!
Pentingnya melakukan checkout procedure
1. Untuk memastikan kualitas& tidak ada kesalahan dalam pembuatan prosthesis
2. Kepuasan pelayanan
3. Untuk memastikan pasien tidak memiliki gait deviations
4. Untuk memastikan pasien bisa menggunakan dan melepas prosthesis
5. Untuk memastikan pasien tahu bagaimana untuk membersihkan dan merawat prosthesis
Laporan Ankle Foot Orthosis
BAB I
PENDAULUAN
A. LANDASAN TEORI
Orthotic merupakan ilmu keteknisian medis yang mempelajari tentang pemeriksaan, pengukuran, pembuatan dan pengepasan alat bantu anggota gerak tubuh yang layu yang dipasang diluar tubuh. Sedangkan pengertian orthosis adalah alat bantu anggota gerak tubuh yang layu yang bertujuan untuk mengoreksi anggota gerak tubuh yang layu tersebut.
B. TUJUAN
1. Untuk membuat Ankle Foot Orthosis
2. Agar mahasiswa dapat memahami tahap-tahap pembuatan dengan baik dan benar.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tempat : Kampus II Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta
Hari /waktu : 1. Senin (07:30 – 16:00 WIB)
2. Rabu (07:30 – 16:00 WIB)
3. Kamis (07:30 – 11:30 WIB)
D. KEGIATAAN
1. Assessment 8. Fitting
2. Measurement
3. Casting
4. Filling
5. Rectification
6. Moulding
7. Trimline
BAB II
ISI
E. ASSESMENT
Proses Assessment adalah proses yang dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari pasien yang mencakup keseluruhan dari kehidupan pasien dan kesehatannya. Informasi yang diambil adalah identitas lengkap pasien , pekerjaan , tempat tinggal , keadaan tempat tinggal dan aktivitas yag dilakukan selain bekerja.
Yang merupakan pengukuran dan penilaian terhadap pasien dimana yang kita nilai adalah kondisi umum pasien dan keadaan stump , baik secara subjektif maupun objective.
Berikut adalah hal-hal penting mengenai assessment :
• Assesment adalah proses mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan untuk diagnosis dan resep.
• Diagnosis dan resep harus jelas dan tepat secara detail dan rinci.
Proses ini dilakukan sebelum kita melakukan pembuatan prosthesis
Alat :
1. Blanko assesment
2. Gornio meter
3. Alat tulis
4. Mid line
a. Subjective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi subjek / bercerita tentang kehidupannya sehari – hari sebelum terjadinya amputasi.
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Nama pasien : Pradana Dwi N
2. Tempat. Tanggal lahir : Jakarta , 16 Desember 1995
3. Umur : 20 tahun
4. Tinggi/berat badan : 160/50
5. Jenis kelamin : laki laki
6. Alamat : kos maya tiga, colomadu
7. Nomor Telp : 082242111225
8. Pekerjaan : mahasiswa
9. Keadaan tempat tinggal : datar dan rata
10. Faktor lainnya :-
b. Objective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi objek, pemeriksaan.
Pemeriksaan obyektif : inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan dasar, pemeriksaan LGS(Lingkup Gerak Sendi), pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing).
• Inspeksi : Pemeriksaan dilakukan dengan cara
melihat dan mengamati kondisi pasien.
• Palpasi : Pemeriksaan dilakukan dengan
cara meraba, memegang dan menekan bagian stump pasien.
• Pemeriksaan Gerak Dasar : Pemeriksaan gerak aktif, pasif
dan Isometik melawan tahanan.
• Pemeriksaan LGS : Mengetahui luas gerak sendi pada
stump.
• Pemeriksaan MMT : Mengetahui kekuatan otot stump
dengan kriteria 5-0
KRITERIA KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui nilai kekuatan otot terdapat kriteria :
• Nilai kekuatan 5 : Subyek mampu dengan LGS
(Lingkup Gerak Sendi) penuh dengan melawan tahanan maksimal dan melawan gravitasi.
• Nilai kekuatan 4 : Subyek mampu dengan LGS penuh,
melawan gravitasi dengan tahanan sedang.
• Nilai kekuatan 3 : Subyek mampu dengan LGS penuh dan
melawan gravitasi tanpa tahanan.
• Nilai kekuatan 2 : Subyek mampu bergerak dengan LGS
sebagian dan melawan gravitasi.
• Nilai kekuatan 1 : Subyek mampu mengkontraksikan, tetapi
tidak terjadi gerakan otot.
• Nilai kekuatan 0 : Subyek sama sekali tidak bisa
mengkontraksikan ototnya
a. Blangko Ukur Pemeriksaan Objektif
FORMULIR ASSESSMENT
MAJOR IMPAIRMRNT
ROM MMT SENSATION PROPIOCEPTION
L R L R L R L R
HIP
FLEEXION :
EXTENSION :
ABDUCTON :
ADDUCTION :
KNEE
FLEXION :
EXTENSION :
SUBTALAR JOINT
INVERSION :
EVERSION :
ANKLE
DORSAL FLEXION:
PLANTAR FLEXION:
MUSCLE STRENGTH 0=ZERO 1=TRACE 2=POOR 3=FAIR 4=GOOD 5=NORMAL
LEG LENGTH DISTRIPANCY RIGHT SIDE: MM: LEFT SIDE: MM:
OTHER IMPAIRMENTS : HIP
OTHER IMPAIRMENTS : KNEE
OTHER IMPAIRMENTS : ANKLE
OTHER IMPAIRMENTS : FOOT
SUMMARY OF FUNCTIONAL DEFICITS :
SUMMARY OF SENSATION DEFICITS :
SUMMARY OF PROPIOCEPTION DEFICITS :
GAIT ASSESMENT
HEEL STRIKE :
FOOT FLAT :
MID STANCE :
HEEL OFF :
MID SWING :
SUMMARY OF GAIT DEVIATION :
TREATMENT OBJCTIVE :
ORTHOTIC PRESCRIPTION :
PRESCRIPTION DETAIL :
TT :(Kita tidak melaksanakan proses assesment)
F. MEASURMENT
Measurement merupakan proses pengukuran detail pada stump pasien. Bertujuan untuk mendapatkan data dalam bentuk ukuran stump pasien dan akan menjadi patokan dalam pembuatan socket.
Alat
1. Blangko pengukuran
2. Mid line
3. Pensil Air
4. Alat tulis
5. Outside caliper
6. Goniometer
7. Mistar
8. Kursi Casting
1. Blangko Measurement
Yang Diukur Ukuran
Circum gastroc terbesar 32 cm
Circum gastroc terkecil 20 cm
Circum calcaneus 29 cm
Diameter gasros terbesar
Diameter gastroc terkecil
Diameter MTP 1-5
Diamter axis joint 9,7 com
5,1 cm
9,5 cm
6,5 cm
2 cm dibawah head of fibula – floor
Axis joint – floor 38 cm
7 cm
Panjang foot 23 cm
G. CASTING
Proses membentuk dengan menggunakan POP Bandage terhadap stump pasien untuk mendapatkancetakannegarifcastyang sesuai dengan stump pasien sebagai awal dari pembuatan prosthesis.
Alat
Midline
Goniometer
Caliper
Blangko ukur
Alat tulis
Penggaris pembatas
Ember + air
Plump line
Cutter
Gunting gips Bahan
Stockinet
POP bandage
Tissue
Alas Koran
Langkah – langkah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses casting
2. Memasang stokinet
3. Menaandai bagian
a. Apex Malleolus medial
b. Distal tip Malleolus lateral
c. Cuboid
d. Naviculare
e. Head of metatarsal 1 dan 5
f. Head of fibula
g. 2 cm dibawah head of fibula
4. Letakan selang/plastic strip pada bagian anterior, untuk memotong negative gips setelah kering, peletakan selang/plastic strip panjang nya dari bagian melebihi panjang foot ke atas sampai femur.
5. Mencelupkan POP bandage kedalam air tunggu sampai gelembungnya habis
6. Kemudian roll gips diperas dan dibalutkan pada kaki pasien mulai dari bagian ead of fibula kemudian turun sampai dengan ujung foot atau ujung selang/plastic strip sebanyak 3 lapis, tapi pada bagian aknle lapisan sebanyak 4-5 lapis.
7. Memasaggae pada bagian tendon archiles dan membentuk arcus medial transversal
8. Sembari menunggu cetakan mengering tandai bagian anterior yang diberikan selang/plastic strip, agar mempermudah saat pemotongan.
9. Menempatkan kaki dengan posisi 90 derajat
10. Tunggu hingga POP mulai mengering, setelah mongering buka negatif cast dengan memotong pada bagian yang sudah digambar di bagian anterior menggunakan cutting edge.
11. Setelah negative cast jadi, ikat negative cast untuk menutup bagian yang menjadi tempat pemotongan agar bentuk tetap terjaga.
a. Checking the cast
Ketika negative cast terbentuk atau sudah jadi. Pastikan negative cast sesuai/cocok sebelum pasien membersihkan diri dan pulang.
Hal-hal yang perlu di cek :
• Kekuatan umum negative cast.
• Posisi tanda pada stump.
• Anterior-posterior dan medio-lateral diameter.
• Top circumference.
• Panjang cast.
H. FILLING
Filling yaitu proses pengecoranyang bertujuan untuk mendapatkan positif gips.
Alat dan bahan
1. Ember + Air
2. Bak pasir
3. Gips powder
4. Besi yang telah di potong
5. Air sabun
6. POP
Langka – langkah :
1. Balut kembali dengan pop pada bagian proksimal negative cast yang telah di trimline, sebelum melakukan pengecoran.
2. Menyiapkan tempat yang berisi pasir sebagai tempat menanam gips.
3. Membasuh negative gips dengan menggunakan air sabun, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
4. Memasukkan air kedalam negative gips kemudian menuangkannya ke dalam ember sebagai takaran air yang akan digunakan untuk proses pengecoran.
5. Memasukkan gips powder pada takaran air dan menunggu gelumbung gips powder hilang, kemudian mengaduk gips dengan rata.
6. Dengan cepat tuangk anadonan gips ke dalam negative cast dan menancapkan besi sampai ujung kemudian besi tersebut agak diangkat sedikit.
7. Tempatkan tangkai yang sudah diberi penjepit di negatif cast pada posisi alignment.
8. Tunggu adonan powder gips mengeras.
9. Setelah mengeras kemudian negatif cast dapat dibuka.
I. RECTRIFICATION
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump, juga agar socket nyaman waktu digunakan pasien karena sesuai dengan pasien.Seringjugadisebutdengan proses modifikasipositifgips.
Alat dan bahan yang digunakan padaproses rektifikasi :
• Alat:
Ragum
Cutter
Pensil air
Blangko
Alat tulis
Caliper
Midline
Surform / plantar gips
• Bahan:
Negatif cast
Gips powder
Air
Pewarna
Langkah – langkah :
1. Buka negatif cast dengan menggunakan cutter.
2. Kemudian tandai ulang dengan menggunakan pensil air.
3. Lakukan pengukuran kembali dengan menggunakan mid line.
4. Lakukan pengurangan pada area yang boleh menerima penekanan dengan menggunakan sarforms sampai ukurannya sesuai blanko.
Area yang dilakukan pengurangan meliputi :
1) Patella tendon
2) Popliteal area
3) Tibial flare
4) Bagian posterior
5. Kemudian beri paku sebagai penanda pada area yang akan diberi penambahan ( area yang tibak boleh menerima penekanan ).
6. Berilah penambahan pada area yang yang sudah diberi paku tadi sampai ukurannya sesuai dengan blangko.
Area yang dilakukan penambahan meliputi :
1) Patella
2) Head of fibula
3) Tibial crest
4) Maloelus medial dan lateral
5) Fore foot
6) MTP 1 dan 5
7) Batas pembukaan di bagian anterior, yaitu 5-10 cm ke distal dari patella tendon
8) Batas pembukaan di bagian posterior, yaitu 15-20 cm ke proksimal dari heel.
7. Kemudian dihaluskan menggunakan kawat kasa dan di lap dengan kain/kain kassa
Pemasangn pembatas untuk pembuatan trimline pada positif gips
Alat
1. EVA
2. Paku
3. Palu
4. Pensil air
Langkah – langkah :
1. Membuat trimline pada positiv gips dengan pensil air
2. Menggunting spons dengan ukuran 0,3 cm
3. Menempelkan spons pada trimline positif gips
4. Memaku spons tersebut dengan tepat pada trimline
DOKUMENTASI
PEMOTONGAN POLYPROPHELENE
Penggunaan PP untuk mencetak orthosis
Alat
1. PP
2. Spidol
3. Penggaris
4. Jigsaw
Langkah – langkah :
1. Mengukur panjang dari positif gips dari posterior sampai distal (melebihkan 25cm)
60 cm + 25cm = 85cm
2. Mengukur circum positif gips terbesar (melebihkan 5cm)
40 cm + 5cm = 45 cm
3. Memotong PP dengan ukuran positif gips
4. Memotong dengan jigsaw sesuai ukuran
DOKUMENTASI
J. MOULDING
Alat dan bahan
1. Oven
2. PP
3. Ragum
4. Compresor
5. Sarung tangan
6. Isolatip
7. Gunting
8. Kaos kaki
9. Kasa
Langkah- langkah :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Letakkan positif gips pada ragum.
3) Masukkan PP ke dalam oven hingga PP terlihat bening seperti kaca.
4) Setelah bening seperti kaca, keluarkan PP dari dalam oven dan letakkan ke positif cast dengan hati-hati.
5) Setelah diletakkan pada positif cast tali pada bagian atas dengan kencang. Lalu hidupkan mesin suction yang masih dalam kondisi tertutup.
6) Setelah bagian atas sudah ditali dengan kencang, rekatkan bagian ujung-ujungnya dan buka perlahan-lahan penutup suctionnya.
7) Setelah sudah dipastikan itu tersuction, potong bagian perekatan yang tersisa.
8) Setelah dirapikan pastikan PP sudah membentuk pada positif cast dan matikan mesin suctionnya
DOKUMENTASI
K. TRIMLINE
Alat dan Bahan
Alat
1. Cus cutter
2. Router
3. Kaca
4. Pemotong PP
Bahan
1. Hasil cetakan setelah di molding
1. Proses Pembuatan Trimline
a. Siapkan semua alat dan bahan.
b. Potong trimline sesuai design dengan menggunakan cus cutter.
c. Setelah PP sudah terpotong sesuai design, lepaskan PP dari positif cast.
d. Rapikan potongan PP dengan menggunakan pemotong PP.
e. Rapikan kembali dengan menggunakan router, pastikan garis yang dibuat lurus.
f. Jika sudah lurus, rapikan PP dengan menggunakan potongan kaca agar tidak tajam saat digunakan pasien.
g. Pastikan bagian tepi trimline halus dan tidak melukai pasien saat dilakukan fitting.
DOKUMENTASI
L. FITTING
Alat dan bahan
1. Orthosis
2. Stockinet fitting
3. Form assessment
4. Form fitting
5. Alat tulis
6. Kaca fitting
7. Hit gum
8. Pembolong strap
Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan orthosis.
3. Pastikan orthosis sudah terpasang dengan benar.
4. Edukasikan kepada pasien apa saja yang akan kita lakukan pada saat fitting.
5. Lakukan static fitting, saat static fitting pastikan trimline sudah benar ke pasien dan sudah pas. Tidak longgar dan tidak terlalu kecil.
6. Setelah dilakukan static fitting, buat strap pada bagian yang dibutuhkan. Cara pembuatan strap :
a. Ukur panjang bagian yang akan diberi strap dan ditambah 4 cm.
b. Potong strap sesuai kebutuhan, dan jahit bagian tepi strap agar terlihat rapi saat digunakan.
c. Lakukan pengeboran pada orthosis yang akan diberi strap.
d. Lubangi strap yang akan digunakan.
e. Pasangkan strap pada bagian yang dibutuhkan.
7. Lakukan dynamic fitting
8. Amati gait cycle.
9. Catat apakah terjadi gait deviation atau Tidak
DOKUMENTASI
Rincian Bahan
No. Nama Bahan Banyak
1. Gyp roll selona 2-3 roll
2. Gypsum 2 kg
3. Air Secukupnya
4. Spons 2x20 cm
5. Lem Secukupnya
6. Plastic PP 41,5x97 cm
7. Selotip secukupnya
]BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa proses yaitu assessment, measurement, casting, filling, pembuatan soft socket, laminasi, bench alignment, dan fitting. Terbentuklah sebuah ankle disarticulation prosthetis.
B. Saran
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kami menyarankan bagi pembaca untuk menambahkan sumber yang lain sebagai pelengkap laporan kami, sebagai penambah pengetahuan pembaca dan semangat untuk praktek yang di lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Modul ANKLE FOOT ORTHOSIS jurusan Ortotik Prosthetic
Power Point AFO sebelumnya
www.google.com
Form Assessment
Form Fitting
PENDAULUAN
A. LANDASAN TEORI
Orthotic merupakan ilmu keteknisian medis yang mempelajari tentang pemeriksaan, pengukuran, pembuatan dan pengepasan alat bantu anggota gerak tubuh yang layu yang dipasang diluar tubuh. Sedangkan pengertian orthosis adalah alat bantu anggota gerak tubuh yang layu yang bertujuan untuk mengoreksi anggota gerak tubuh yang layu tersebut.
B. TUJUAN
1. Untuk membuat Ankle Foot Orthosis
2. Agar mahasiswa dapat memahami tahap-tahap pembuatan dengan baik dan benar.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tempat : Kampus II Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta
Hari /waktu : 1. Senin (07:30 – 16:00 WIB)
2. Rabu (07:30 – 16:00 WIB)
3. Kamis (07:30 – 11:30 WIB)
D. KEGIATAAN
1. Assessment 8. Fitting
2. Measurement
3. Casting
4. Filling
5. Rectification
6. Moulding
7. Trimline
BAB II
ISI
E. ASSESMENT
Proses Assessment adalah proses yang dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari pasien yang mencakup keseluruhan dari kehidupan pasien dan kesehatannya. Informasi yang diambil adalah identitas lengkap pasien , pekerjaan , tempat tinggal , keadaan tempat tinggal dan aktivitas yag dilakukan selain bekerja.
Yang merupakan pengukuran dan penilaian terhadap pasien dimana yang kita nilai adalah kondisi umum pasien dan keadaan stump , baik secara subjektif maupun objective.
Berikut adalah hal-hal penting mengenai assessment :
• Assesment adalah proses mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan untuk diagnosis dan resep.
• Diagnosis dan resep harus jelas dan tepat secara detail dan rinci.
Proses ini dilakukan sebelum kita melakukan pembuatan prosthesis
Alat :
1. Blanko assesment
2. Gornio meter
3. Alat tulis
4. Mid line
a. Subjective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi subjek / bercerita tentang kehidupannya sehari – hari sebelum terjadinya amputasi.
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Nama pasien : Pradana Dwi N
2. Tempat. Tanggal lahir : Jakarta , 16 Desember 1995
3. Umur : 20 tahun
4. Tinggi/berat badan : 160/50
5. Jenis kelamin : laki laki
6. Alamat : kos maya tiga, colomadu
7. Nomor Telp : 082242111225
8. Pekerjaan : mahasiswa
9. Keadaan tempat tinggal : datar dan rata
10. Faktor lainnya :-
b. Objective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi objek, pemeriksaan.
Pemeriksaan obyektif : inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan dasar, pemeriksaan LGS(Lingkup Gerak Sendi), pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing).
• Inspeksi : Pemeriksaan dilakukan dengan cara
melihat dan mengamati kondisi pasien.
• Palpasi : Pemeriksaan dilakukan dengan
cara meraba, memegang dan menekan bagian stump pasien.
• Pemeriksaan Gerak Dasar : Pemeriksaan gerak aktif, pasif
dan Isometik melawan tahanan.
• Pemeriksaan LGS : Mengetahui luas gerak sendi pada
stump.
• Pemeriksaan MMT : Mengetahui kekuatan otot stump
dengan kriteria 5-0
KRITERIA KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui nilai kekuatan otot terdapat kriteria :
• Nilai kekuatan 5 : Subyek mampu dengan LGS
(Lingkup Gerak Sendi) penuh dengan melawan tahanan maksimal dan melawan gravitasi.
• Nilai kekuatan 4 : Subyek mampu dengan LGS penuh,
melawan gravitasi dengan tahanan sedang.
• Nilai kekuatan 3 : Subyek mampu dengan LGS penuh dan
melawan gravitasi tanpa tahanan.
• Nilai kekuatan 2 : Subyek mampu bergerak dengan LGS
sebagian dan melawan gravitasi.
• Nilai kekuatan 1 : Subyek mampu mengkontraksikan, tetapi
tidak terjadi gerakan otot.
• Nilai kekuatan 0 : Subyek sama sekali tidak bisa
mengkontraksikan ototnya
a. Blangko Ukur Pemeriksaan Objektif
FORMULIR ASSESSMENT
MAJOR IMPAIRMRNT
ROM MMT SENSATION PROPIOCEPTION
L R L R L R L R
HIP
FLEEXION :
EXTENSION :
ABDUCTON :
ADDUCTION :
KNEE
FLEXION :
EXTENSION :
SUBTALAR JOINT
INVERSION :
EVERSION :
ANKLE
DORSAL FLEXION:
PLANTAR FLEXION:
MUSCLE STRENGTH 0=ZERO 1=TRACE 2=POOR 3=FAIR 4=GOOD 5=NORMAL
LEG LENGTH DISTRIPANCY RIGHT SIDE: MM: LEFT SIDE: MM:
OTHER IMPAIRMENTS : HIP
OTHER IMPAIRMENTS : KNEE
OTHER IMPAIRMENTS : ANKLE
OTHER IMPAIRMENTS : FOOT
SUMMARY OF FUNCTIONAL DEFICITS :
SUMMARY OF SENSATION DEFICITS :
SUMMARY OF PROPIOCEPTION DEFICITS :
GAIT ASSESMENT
HEEL STRIKE :
FOOT FLAT :
MID STANCE :
HEEL OFF :
MID SWING :
SUMMARY OF GAIT DEVIATION :
TREATMENT OBJCTIVE :
ORTHOTIC PRESCRIPTION :
PRESCRIPTION DETAIL :
TT :(Kita tidak melaksanakan proses assesment)
F. MEASURMENT
Measurement merupakan proses pengukuran detail pada stump pasien. Bertujuan untuk mendapatkan data dalam bentuk ukuran stump pasien dan akan menjadi patokan dalam pembuatan socket.
Alat
1. Blangko pengukuran
2. Mid line
3. Pensil Air
4. Alat tulis
5. Outside caliper
6. Goniometer
7. Mistar
8. Kursi Casting
1. Blangko Measurement
Yang Diukur Ukuran
Circum gastroc terbesar 32 cm
Circum gastroc terkecil 20 cm
Circum calcaneus 29 cm
Diameter gasros terbesar
Diameter gastroc terkecil
Diameter MTP 1-5
Diamter axis joint 9,7 com
5,1 cm
9,5 cm
6,5 cm
2 cm dibawah head of fibula – floor
Axis joint – floor 38 cm
7 cm
Panjang foot 23 cm
G. CASTING
Proses membentuk dengan menggunakan POP Bandage terhadap stump pasien untuk mendapatkancetakannegarifcastyang sesuai dengan stump pasien sebagai awal dari pembuatan prosthesis.
Alat
Midline
Goniometer
Caliper
Blangko ukur
Alat tulis
Penggaris pembatas
Ember + air
Plump line
Cutter
Gunting gips Bahan
Stockinet
POP bandage
Tissue
Alas Koran
Langkah – langkah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses casting
2. Memasang stokinet
3. Menaandai bagian
a. Apex Malleolus medial
b. Distal tip Malleolus lateral
c. Cuboid
d. Naviculare
e. Head of metatarsal 1 dan 5
f. Head of fibula
g. 2 cm dibawah head of fibula
4. Letakan selang/plastic strip pada bagian anterior, untuk memotong negative gips setelah kering, peletakan selang/plastic strip panjang nya dari bagian melebihi panjang foot ke atas sampai femur.
5. Mencelupkan POP bandage kedalam air tunggu sampai gelembungnya habis
6. Kemudian roll gips diperas dan dibalutkan pada kaki pasien mulai dari bagian ead of fibula kemudian turun sampai dengan ujung foot atau ujung selang/plastic strip sebanyak 3 lapis, tapi pada bagian aknle lapisan sebanyak 4-5 lapis.
7. Memasaggae pada bagian tendon archiles dan membentuk arcus medial transversal
8. Sembari menunggu cetakan mengering tandai bagian anterior yang diberikan selang/plastic strip, agar mempermudah saat pemotongan.
9. Menempatkan kaki dengan posisi 90 derajat
10. Tunggu hingga POP mulai mengering, setelah mongering buka negatif cast dengan memotong pada bagian yang sudah digambar di bagian anterior menggunakan cutting edge.
11. Setelah negative cast jadi, ikat negative cast untuk menutup bagian yang menjadi tempat pemotongan agar bentuk tetap terjaga.
a. Checking the cast
Ketika negative cast terbentuk atau sudah jadi. Pastikan negative cast sesuai/cocok sebelum pasien membersihkan diri dan pulang.
Hal-hal yang perlu di cek :
• Kekuatan umum negative cast.
• Posisi tanda pada stump.
• Anterior-posterior dan medio-lateral diameter.
• Top circumference.
• Panjang cast.
H. FILLING
Filling yaitu proses pengecoranyang bertujuan untuk mendapatkan positif gips.
Alat dan bahan
1. Ember + Air
2. Bak pasir
3. Gips powder
4. Besi yang telah di potong
5. Air sabun
6. POP
Langka – langkah :
1. Balut kembali dengan pop pada bagian proksimal negative cast yang telah di trimline, sebelum melakukan pengecoran.
2. Menyiapkan tempat yang berisi pasir sebagai tempat menanam gips.
3. Membasuh negative gips dengan menggunakan air sabun, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
4. Memasukkan air kedalam negative gips kemudian menuangkannya ke dalam ember sebagai takaran air yang akan digunakan untuk proses pengecoran.
5. Memasukkan gips powder pada takaran air dan menunggu gelumbung gips powder hilang, kemudian mengaduk gips dengan rata.
6. Dengan cepat tuangk anadonan gips ke dalam negative cast dan menancapkan besi sampai ujung kemudian besi tersebut agak diangkat sedikit.
7. Tempatkan tangkai yang sudah diberi penjepit di negatif cast pada posisi alignment.
8. Tunggu adonan powder gips mengeras.
9. Setelah mengeras kemudian negatif cast dapat dibuka.
I. RECTRIFICATION
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump, juga agar socket nyaman waktu digunakan pasien karena sesuai dengan pasien.Seringjugadisebutdengan proses modifikasipositifgips.
Alat dan bahan yang digunakan padaproses rektifikasi :
• Alat:
Ragum
Cutter
Pensil air
Blangko
Alat tulis
Caliper
Midline
Surform / plantar gips
• Bahan:
Negatif cast
Gips powder
Air
Pewarna
Langkah – langkah :
1. Buka negatif cast dengan menggunakan cutter.
2. Kemudian tandai ulang dengan menggunakan pensil air.
3. Lakukan pengukuran kembali dengan menggunakan mid line.
4. Lakukan pengurangan pada area yang boleh menerima penekanan dengan menggunakan sarforms sampai ukurannya sesuai blanko.
Area yang dilakukan pengurangan meliputi :
1) Patella tendon
2) Popliteal area
3) Tibial flare
4) Bagian posterior
5. Kemudian beri paku sebagai penanda pada area yang akan diberi penambahan ( area yang tibak boleh menerima penekanan ).
6. Berilah penambahan pada area yang yang sudah diberi paku tadi sampai ukurannya sesuai dengan blangko.
Area yang dilakukan penambahan meliputi :
1) Patella
2) Head of fibula
3) Tibial crest
4) Maloelus medial dan lateral
5) Fore foot
6) MTP 1 dan 5
7) Batas pembukaan di bagian anterior, yaitu 5-10 cm ke distal dari patella tendon
8) Batas pembukaan di bagian posterior, yaitu 15-20 cm ke proksimal dari heel.
7. Kemudian dihaluskan menggunakan kawat kasa dan di lap dengan kain/kain kassa
Pemasangn pembatas untuk pembuatan trimline pada positif gips
Alat
1. EVA
2. Paku
3. Palu
4. Pensil air
Langkah – langkah :
1. Membuat trimline pada positiv gips dengan pensil air
2. Menggunting spons dengan ukuran 0,3 cm
3. Menempelkan spons pada trimline positif gips
4. Memaku spons tersebut dengan tepat pada trimline
DOKUMENTASI
PEMOTONGAN POLYPROPHELENE
Penggunaan PP untuk mencetak orthosis
Alat
1. PP
2. Spidol
3. Penggaris
4. Jigsaw
Langkah – langkah :
1. Mengukur panjang dari positif gips dari posterior sampai distal (melebihkan 25cm)
60 cm + 25cm = 85cm
2. Mengukur circum positif gips terbesar (melebihkan 5cm)
40 cm + 5cm = 45 cm
3. Memotong PP dengan ukuran positif gips
4. Memotong dengan jigsaw sesuai ukuran
DOKUMENTASI
J. MOULDING
Alat dan bahan
1. Oven
2. PP
3. Ragum
4. Compresor
5. Sarung tangan
6. Isolatip
7. Gunting
8. Kaos kaki
9. Kasa
Langkah- langkah :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Letakkan positif gips pada ragum.
3) Masukkan PP ke dalam oven hingga PP terlihat bening seperti kaca.
4) Setelah bening seperti kaca, keluarkan PP dari dalam oven dan letakkan ke positif cast dengan hati-hati.
5) Setelah diletakkan pada positif cast tali pada bagian atas dengan kencang. Lalu hidupkan mesin suction yang masih dalam kondisi tertutup.
6) Setelah bagian atas sudah ditali dengan kencang, rekatkan bagian ujung-ujungnya dan buka perlahan-lahan penutup suctionnya.
7) Setelah sudah dipastikan itu tersuction, potong bagian perekatan yang tersisa.
8) Setelah dirapikan pastikan PP sudah membentuk pada positif cast dan matikan mesin suctionnya
DOKUMENTASI
K. TRIMLINE
Alat dan Bahan
Alat
1. Cus cutter
2. Router
3. Kaca
4. Pemotong PP
Bahan
1. Hasil cetakan setelah di molding
1. Proses Pembuatan Trimline
a. Siapkan semua alat dan bahan.
b. Potong trimline sesuai design dengan menggunakan cus cutter.
c. Setelah PP sudah terpotong sesuai design, lepaskan PP dari positif cast.
d. Rapikan potongan PP dengan menggunakan pemotong PP.
e. Rapikan kembali dengan menggunakan router, pastikan garis yang dibuat lurus.
f. Jika sudah lurus, rapikan PP dengan menggunakan potongan kaca agar tidak tajam saat digunakan pasien.
g. Pastikan bagian tepi trimline halus dan tidak melukai pasien saat dilakukan fitting.
DOKUMENTASI
L. FITTING
Alat dan bahan
1. Orthosis
2. Stockinet fitting
3. Form assessment
4. Form fitting
5. Alat tulis
6. Kaca fitting
7. Hit gum
8. Pembolong strap
Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan orthosis.
3. Pastikan orthosis sudah terpasang dengan benar.
4. Edukasikan kepada pasien apa saja yang akan kita lakukan pada saat fitting.
5. Lakukan static fitting, saat static fitting pastikan trimline sudah benar ke pasien dan sudah pas. Tidak longgar dan tidak terlalu kecil.
6. Setelah dilakukan static fitting, buat strap pada bagian yang dibutuhkan. Cara pembuatan strap :
a. Ukur panjang bagian yang akan diberi strap dan ditambah 4 cm.
b. Potong strap sesuai kebutuhan, dan jahit bagian tepi strap agar terlihat rapi saat digunakan.
c. Lakukan pengeboran pada orthosis yang akan diberi strap.
d. Lubangi strap yang akan digunakan.
e. Pasangkan strap pada bagian yang dibutuhkan.
7. Lakukan dynamic fitting
8. Amati gait cycle.
9. Catat apakah terjadi gait deviation atau Tidak
DOKUMENTASI
Rincian Bahan
No. Nama Bahan Banyak
1. Gyp roll selona 2-3 roll
2. Gypsum 2 kg
3. Air Secukupnya
4. Spons 2x20 cm
5. Lem Secukupnya
6. Plastic PP 41,5x97 cm
7. Selotip secukupnya
]BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa proses yaitu assessment, measurement, casting, filling, pembuatan soft socket, laminasi, bench alignment, dan fitting. Terbentuklah sebuah ankle disarticulation prosthetis.
B. Saran
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kami menyarankan bagi pembaca untuk menambahkan sumber yang lain sebagai pelengkap laporan kami, sebagai penambah pengetahuan pembaca dan semangat untuk praktek yang di lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Modul ANKLE FOOT ORTHOSIS jurusan Ortotik Prosthetic
Power Point AFO sebelumnya
www.google.com
Form Assessment
Form Fitting
laporan praktikum transtibial prosthesis
PEMBAHASAN
Patient Assesment
adalah suatu rangkaian kegiatan terhadap pasien/klien yang mencakup tindakan anamnesa dan pemeriksaan untuk mengidentifikasi permasalahan yang nyata terhadap pasien/klien yang membutuhkan ortosis maupun prostesis , dengan cara memperhatikan riwayat penyakit, telah umum, uji khusus, pemeriksaan penunjang, pengukuran dilanjutkan dengan evaluasi hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dalam sebuah proses pertimbangan teknis dan klinis. Terbagi menjadi subjective dan objective .
Alat :
Blanko assesment
Gornio meter
Alat tulis
Mid line
Subjective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi subjek / bercerita tentang kehidupannya sehari – hari sebelum terjadinya amputasi.
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi:
Nama pasien :
Tempat. Tanggal lahir :
Umur :
Tinggi/berat badan :
Jenis kelamin :
Alamat :
Nomor Telp :
Pekerjaa :
Keadaan tempat tinggal :
Previous device :
Sebab amputasi :
Tempat/tanggal dilakukannya amputasi :
Objective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi objek, pemeriksaan.
Pemeriksaan obyektif : inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan dasar, pemeriksaan LGS(Lingkup Gerak Sendi), pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing).
Inspeksi : Pemeriksaan dilakukan dengan cara
melihat dan mengamati kondisi pasien.
Palpasi : Pemeriksaan dilakukan dengan
cara meraba, memegang dan menekan bagian stump pasien.
Pemeriksaan Gerak Dasar : Pemeriksaan gerak aktif, pasif
dan Isometik melawan tahanan.
Pemeriksaan LGS : Mengetahui luas gerak sendi pada
stump.
Pemeriksaan MMT : Mengetahui kekuatan otot stump
dengan kriteria 5-0.
KRITERIA KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui nilai kekuatan otot terdapat kriteria :
Nilai kekuatan 5 : Subyek mampu dengan LGS
(Lingkup Gerak Sendi) penuh dengan melawan tahanan maksimal dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 4 : Subyek mampu dengan LGS penuh,
melawan gravitasi dengan tahanan sedang.
Nilai kekuatan 3 : Subyek mampu dengan LGS penuh dan
melawan gravitasi tanpa tahanan.
Nilai kekuatan 2 : Subyek mampu bergerak dengan LGS
sebagian dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 1 : Subyek mampu mengkontraksikan, tetapi
tidak terjadi gerakan otot.
Nilai kekuatan 0 : Subyek sama sekali tidak bisa
mengkontraksikan ototnya.
Hasil pemeriksaan pasien
Kaki amputasi : kaki kanan
Kondisi stump : tidak ada luka , tidak ada neuroma
Level amputasi : short amputasi
ROM MMT
RIGHT LEFT RIGHT LEFT
HIP Flexion : 〖110〗^0 〖100〗^0 5 5
Extension: 〖20〗^0 〖25〗^0 5 4
Abduction: 〖35〗^0 〖25〗^0 5 5
Adduction: 〖25〗^0 〖20〗^0 5 5
KNEE Flexion : 〖130〗^0 〖125〗^0 5 Ada pen
Extension: 0^0 0^0 5 Ada pen
Hasil Blanko Ukur Pasien Mukhoribin
Casting Patient
Alat dan bahan :
Jas Lab 11. Cutter
Blanko assesment 12. Bed pemeriksaan
Blanko ukur 13. Gips roll
Gorniometer 14. Stokinet
Alat tulis 15. Gunting
Mid line
Pensil air
Tali rapia
Ember
Kamera
Langkah-langkah pengerjaan :
Memasang stokinet pada stump pasien
Menandai bagian yang tidak boleh mendapat tekanan
Merendam gips roll ke dalam air
Memposisikan stump fleksi 5^0 dan membalut stump dengan gips roll
Memberikan tekanan yang boleh mendapat tekanan
Setelah gips setengah kering hentikan penekanan
Selanjutnya melepaskan negatif gips dari stump pasien
Selanjutnya setelah negatif gips selesai di cetak dan sudah mengering maka langkah selanjutnya adalah pembuatan positip gips .
Alat dan bahan
Ember dan air
Pasir
Negatif cast
Besi
Air sabun
Langkah-langkahnya sebegai berikut :
Menyiapkan tempat yang berisi pasir sebagai tempat menanam gips.
Membasuh negatif gips dengan menggunakan air sabun, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
Memasukkan air ke dalam negatif gips kemudian menuangkannya ke dalam ember sebagai takaran air yang akan digunakan untuk proses pengecoran.
Memasukkan gips pada takaran air dan menunggu gelumbung gips hilang, kemudian mengaduk gips dengan rata.
Dengan cepat menuangkan adonan gips ke dalam negatif gips dan menancapkan besi sampai ujung kemudian besi tersebut agak diangkat sedikit.
Menunggu gips sampai kering.
Cast Retrification
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump.
Peralatan yang dibutuhkan :
Alat
Kikir untuk gips
Midline
Pensil air
Ragum
Kuas
Sikat pembersih kikir
Gelas aqua
Kawat kassa
Paku
Palu
Caliper
Cutter
Blangko
Alat tulis
Bahan
Negative gips
Gips
Air
Bagian stump yang perlu dikurangi
Patella tendon
Popliteal area
Supracondylar
Lateral flare of tibia
Medial flare of tibia
Bagian stump yang perlu ditambahi
Patella
Tibial tuberosity
Tibial crest
Condylus
Head of fibula
Distal end of stump
Hamstring tendon
Proses rectification
Setelah gips kering pada proses pengecoran
Mengambil positif gips dengan merobek negatif gips menggunakan cutter.
Mengukur positif gips dan menyesuaikannya dengan blangko ukur.
Menghaluskan positif gips dengan menggunakan kikir untuk gips dan kawat kasa untuk mendapatkan bentuk dari positif gips.
Mengukur kembali positif gips dengan mid line ataupun dengan outside caliper dan menyesuaikan dengan blangko ukur.
Melakukan pengurangan pada bagian – bagian yang berlebihan.
Melakukan penambahan pada end of stump, tibial crest
Fabrikasi
Alat dan Bahan
Alat
Router
Open
Blower
Vacum
Ragum
Cutter
Gunting
Pensil air
Penggaris
Bendage
Outside calliper
Stokinet
Bahan
Spons 5 mm
Lem
Kain
Paku
Bedak
Alat pelindung diri
Masker
Sarung tangan
Ear plug
Kacamata
Pembuatan soft socket
Membuat body soft socket
Mengukur lingkar terbesar dan terkecil stump, serta panjang dari lingkar terbesar sampai lingkar terkecil tersebut
Membuat pola pada spons :
lebar bagian atas sesuai ukuran lingkar terbesar stump dan lebar bagian bawah sesuai ukuran lingkar terkecil stump
panjang pola sesuai panjang dari titik lingkar terbesar stump sampai titik lingkar terkecil stump dengan penambahan panjang bagian atas dan bawah masing-masing 10 cm
pola bagian samping kanan dan kiri masing-masing diukur kedalam pola sekitar 2 cm digunakan untuk menyatukan pola sehingga membentuk bangun ruang
merouter bagian samping kanan dan kiri yang mendapat tambahan 2 cm tadi hingga ketebalan 1mm
mengelem bagian tersebut sehingga menyatu satu sama lain.
memasangkan positif gips pada vakum pembentuk
memasukkan spons pada oven bersuhu 180̊ selama sekitar 5 menit sampai spons lentur
mengangkat spons dan segera pakaikan pada positif gips
membandage sesuai bentuk ujung stump
menunggu hingga dingin
membuka bandage
memotong sisa spons pada bagian ujung stump
merapikan bagian ujung stump menggunakan router
Membuat mangkok ujung stump dari spons
menyetak gambar ujung stump pada spons
menandai anterior dan posteriornya
memotong sesuai pola
memasukkan pada oven tunggu sekitar 1 menit pada suhu 180̊
mengangkat dan segera pasangkan pada ujung stump positif gips
membandage sesuai bentuk ujung stump
menunggu hingga dingin
membuka bandage
merapikan bentuk line nya
menipiskan bagian tepi menggunakan router hingga permukaan mangkok dan positif gips total kontak dan rata
Membuat garis alignment pada soft socket untuk menentukan posisi adaptor.
Pembuatan hard socket
Alat dan Bahan
Alat
Ragum
Mesin vacum
Corong
Gelas ukur
Gelas pencampur
Isolasi
Gunting
Cutter
Bahan
Resin
Serat fiber
Kain perca
Benang
Plastik pvc
Bedak
Tinner
Alat Pelindung Diri
Masker
Werpack
Pembuatan Potongan Plastik PVC
Mengukur lingkar terbesar dan terkecil stump, serta panjang dari lingkar terbesar sampai lingkar terkecil tersebut
Membuat pola pada plastic PVC :
Lebar bagian atas sesuai ukuran lingkar terbesar stump dan lebar bagian bawah sesuai ukuran lingkar terkecil stump
Panjang pola agak lebih panjang dari titik lingkar terbesar stump sampai titik lingkar terkecil stump dengan penambahan panjang bagian atas 5cm dan bawah 15cm.
Pola bagian samping kanan dan kiri masing-masing diukur kedalam pola sekitar 1,5 cm digunakan untuk menyatukan pola sehingga membentuk bangun ruang.
Potong plastic sesuai pola yang telah digambar.
Setrika pola plastic yang telah di potong untuk merekatkan kedua bagian.
Setrika hanya pada bagian potongan kedua bagian (perekatan) sampai warna tersebut putih.
Pembuatan Hard Socket
Menyiapkan alat dan bahan
Letakkan positif gips pada ragum
Melapisi positif gips dengan stoking/ kaos kaki.
Memasang lapisan plastik pertama. Ini dilakukan agar nanti permukaan dalam soket rata/halus.
Memasang kain/stokinet pada positif gips. Biasanya lapisan pertama ini 2 kain.
Memberi lapisan serat fiber secara menyeluruh dan rata pada positif gips. Kemudian mengikat/ mengunci serat fiber dengan menggunakan benang.
Memasang lapisan terakhir kain, biasanya 2 lapis atau 3 lapis tergantung kebutuhan.
Dan yang terakhir memasang plastik pvc yang telah dibentuk dan yang sudah di rendam tineer.
Nyalakan mesin vacum dan cek semua bagian positif gips, apakah semua bagian sudah fix sesuai bentuknya
Mempersiapkan resin dan kemudian mencampur resin dengan katalis pada suatu wadah.
Menuangkan campuran resin tersebut ke positip gips yang sudah siap tadi
Bila resin sudah masuk semua kemudian ratakan resin ke seluruh bagian positif gips dengan menggunakan kain perca.
Pastikan semua bagian terkena resin secara merata dan meresap sampai lapisan dalam.
Alignment
Alignment berarti posisi dari bagian prostesis dalam kaitannya antara satu dengan yang lain.
Alat-alat untuk alignment :
Plump line
Midline
Meja
Calipers
Balok
Bench Alignment
Bench Alignment adalah menghubungkan antara soket, betis dan kaki satu sama lain dalam 1 kaitan yang tepat yang kita lakukan di Lab. Sebelum semua dirakit menjadi satu terlebih dahulu mementukan garis alignment pada socket yaitu dengan :
Pada bagian anterior, mengukur diameter pada patella tendon dan mengambil titik tengahnya, mengukur diamter pada sirkum terkecil dan mengambil titik tengahnya kemudian menghubungkan kedua titik tengah.
Pada bagian lateral, mengukur diamter pada bagian yang sejajar dengan patella tendon dan menggambil titik tengahnya kemudian mengukur diameter pada cirkum terkecil dan mengambil titik tengahnya dan menghubungkan kedua titik tengah tersebut. Kemudian menggambar garis fleksi 5°.
Pada foot, pada bagian atas (punggung kaki) dengan membagi foot menjadi dua bagian yang sama besar dan pada bagian sisi lateral ukur dan membagi sama besar menjadi 3 bagian.
Merakit komponen prostesis mulai dari foot, foot adaptor, foot bolt, tube / shank, tube claim, socket adaptor dan socket.
Static Alignment
Static Alignment adalah proses mengamati prosthesis saat dipakai pasien namun sebelum pasien berjalan, apakah prosthesis terlalu tinggi, terlalu pendek, dll.
Jika prosthesis ketika digunakan pasien belum baik (masih terdapat cacat) tidak dapat langsung digunakan, karena itu akan membuat pasien tidak nyaman.
Dynamic alignment
Dynamic alignment proses mengamati dan menganalisis pola jalan seseorang atau pasien pada saat menggunakan prosthesis yang harus disesuaikan dengan normal gait.
Fitting
Fitting adalah proses pengujian prostesis pada pasien dan prostesis siap digunakan pasien bila dalam fitting tidak terjadi suatu problems yang fatal.
Alat dan Bahan
stokinet / polinet
gunting
bedak jika diperlukan
kunci L
spons
lem
plump line
besi untuk pegangan pasien saat berjalan
midline.
Proses Fitting
Pasangkan stokynet pada stump
Lubangi ujung soft socket untuk memasukan stockynet
Sambil memasukan stockynet dan dorong soft socket hingga pas pada stump
Cek suspense, sengan cara :
Stump sedikit di fleksikan
Knee joint full extensi
Ditarik pelan – pelan dan pastikan tidak lepas
Trimline socket, duduk 90 lihat bagian posterior terjepit / tidak.
Duduk di cek terlalu ketinggian / tidak
Pasien dipersilahkan berdiri, apakah px merasa nyaman / tidak dengan prosthesisnya
Cek ketinggian prosthesis apakah sudah sama / belum, dengan cara :
Tanya px apakah ketinggian / tidak
Cek sias / crista illiaca
Jika terlalu tinggi, bagian yang rendah diberi balok (PE ukuran 4mm)
Cek stabilitas (coba untuk menumpu)
Goyangkan kea rah kiri & kanan , maju & mundur (pastikan px berani menumpu)
Latihan menumpu 1 kaki (dia harus menumpu di prosthesisnya)
Saat pasien berjalan, amati px mengalami gait deviation / tidak
DOKUMENTASI
Patient Assesment
adalah suatu rangkaian kegiatan terhadap pasien/klien yang mencakup tindakan anamnesa dan pemeriksaan untuk mengidentifikasi permasalahan yang nyata terhadap pasien/klien yang membutuhkan ortosis maupun prostesis , dengan cara memperhatikan riwayat penyakit, telah umum, uji khusus, pemeriksaan penunjang, pengukuran dilanjutkan dengan evaluasi hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dalam sebuah proses pertimbangan teknis dan klinis. Terbagi menjadi subjective dan objective .
Alat :
Blanko assesment
Gornio meter
Alat tulis
Mid line
Subjective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi subjek / bercerita tentang kehidupannya sehari – hari sebelum terjadinya amputasi.
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi:
Nama pasien :
Tempat. Tanggal lahir :
Umur :
Tinggi/berat badan :
Jenis kelamin :
Alamat :
Nomor Telp :
Pekerjaa :
Keadaan tempat tinggal :
Previous device :
Sebab amputasi :
Tempat/tanggal dilakukannya amputasi :
Objective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi objek, pemeriksaan.
Pemeriksaan obyektif : inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan dasar, pemeriksaan LGS(Lingkup Gerak Sendi), pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing).
Inspeksi : Pemeriksaan dilakukan dengan cara
melihat dan mengamati kondisi pasien.
Palpasi : Pemeriksaan dilakukan dengan
cara meraba, memegang dan menekan bagian stump pasien.
Pemeriksaan Gerak Dasar : Pemeriksaan gerak aktif, pasif
dan Isometik melawan tahanan.
Pemeriksaan LGS : Mengetahui luas gerak sendi pada
stump.
Pemeriksaan MMT : Mengetahui kekuatan otot stump
dengan kriteria 5-0.
KRITERIA KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui nilai kekuatan otot terdapat kriteria :
Nilai kekuatan 5 : Subyek mampu dengan LGS
(Lingkup Gerak Sendi) penuh dengan melawan tahanan maksimal dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 4 : Subyek mampu dengan LGS penuh,
melawan gravitasi dengan tahanan sedang.
Nilai kekuatan 3 : Subyek mampu dengan LGS penuh dan
melawan gravitasi tanpa tahanan.
Nilai kekuatan 2 : Subyek mampu bergerak dengan LGS
sebagian dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 1 : Subyek mampu mengkontraksikan, tetapi
tidak terjadi gerakan otot.
Nilai kekuatan 0 : Subyek sama sekali tidak bisa
mengkontraksikan ototnya.
Hasil pemeriksaan pasien
Kaki amputasi : kaki kanan
Kondisi stump : tidak ada luka , tidak ada neuroma
Level amputasi : short amputasi
ROM MMT
RIGHT LEFT RIGHT LEFT
HIP Flexion : 〖110〗^0 〖100〗^0 5 5
Extension: 〖20〗^0 〖25〗^0 5 4
Abduction: 〖35〗^0 〖25〗^0 5 5
Adduction: 〖25〗^0 〖20〗^0 5 5
KNEE Flexion : 〖130〗^0 〖125〗^0 5 Ada pen
Extension: 0^0 0^0 5 Ada pen
Hasil Blanko Ukur Pasien Mukhoribin
Casting Patient
Alat dan bahan :
Jas Lab 11. Cutter
Blanko assesment 12. Bed pemeriksaan
Blanko ukur 13. Gips roll
Gorniometer 14. Stokinet
Alat tulis 15. Gunting
Mid line
Pensil air
Tali rapia
Ember
Kamera
Langkah-langkah pengerjaan :
Memasang stokinet pada stump pasien
Menandai bagian yang tidak boleh mendapat tekanan
Merendam gips roll ke dalam air
Memposisikan stump fleksi 5^0 dan membalut stump dengan gips roll
Memberikan tekanan yang boleh mendapat tekanan
Setelah gips setengah kering hentikan penekanan
Selanjutnya melepaskan negatif gips dari stump pasien
Selanjutnya setelah negatif gips selesai di cetak dan sudah mengering maka langkah selanjutnya adalah pembuatan positip gips .
Alat dan bahan
Ember dan air
Pasir
Negatif cast
Besi
Air sabun
Langkah-langkahnya sebegai berikut :
Menyiapkan tempat yang berisi pasir sebagai tempat menanam gips.
Membasuh negatif gips dengan menggunakan air sabun, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
Memasukkan air ke dalam negatif gips kemudian menuangkannya ke dalam ember sebagai takaran air yang akan digunakan untuk proses pengecoran.
Memasukkan gips pada takaran air dan menunggu gelumbung gips hilang, kemudian mengaduk gips dengan rata.
Dengan cepat menuangkan adonan gips ke dalam negatif gips dan menancapkan besi sampai ujung kemudian besi tersebut agak diangkat sedikit.
Menunggu gips sampai kering.
Cast Retrification
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump.
Peralatan yang dibutuhkan :
Alat
Kikir untuk gips
Midline
Pensil air
Ragum
Kuas
Sikat pembersih kikir
Gelas aqua
Kawat kassa
Paku
Palu
Caliper
Cutter
Blangko
Alat tulis
Bahan
Negative gips
Gips
Air
Bagian stump yang perlu dikurangi
Patella tendon
Popliteal area
Supracondylar
Lateral flare of tibia
Medial flare of tibia
Bagian stump yang perlu ditambahi
Patella
Tibial tuberosity
Tibial crest
Condylus
Head of fibula
Distal end of stump
Hamstring tendon
Proses rectification
Setelah gips kering pada proses pengecoran
Mengambil positif gips dengan merobek negatif gips menggunakan cutter.
Mengukur positif gips dan menyesuaikannya dengan blangko ukur.
Menghaluskan positif gips dengan menggunakan kikir untuk gips dan kawat kasa untuk mendapatkan bentuk dari positif gips.
Mengukur kembali positif gips dengan mid line ataupun dengan outside caliper dan menyesuaikan dengan blangko ukur.
Melakukan pengurangan pada bagian – bagian yang berlebihan.
Melakukan penambahan pada end of stump, tibial crest
Fabrikasi
Alat dan Bahan
Alat
Router
Open
Blower
Vacum
Ragum
Cutter
Gunting
Pensil air
Penggaris
Bendage
Outside calliper
Stokinet
Bahan
Spons 5 mm
Lem
Kain
Paku
Bedak
Alat pelindung diri
Masker
Sarung tangan
Ear plug
Kacamata
Pembuatan soft socket
Membuat body soft socket
Mengukur lingkar terbesar dan terkecil stump, serta panjang dari lingkar terbesar sampai lingkar terkecil tersebut
Membuat pola pada spons :
lebar bagian atas sesuai ukuran lingkar terbesar stump dan lebar bagian bawah sesuai ukuran lingkar terkecil stump
panjang pola sesuai panjang dari titik lingkar terbesar stump sampai titik lingkar terkecil stump dengan penambahan panjang bagian atas dan bawah masing-masing 10 cm
pola bagian samping kanan dan kiri masing-masing diukur kedalam pola sekitar 2 cm digunakan untuk menyatukan pola sehingga membentuk bangun ruang
merouter bagian samping kanan dan kiri yang mendapat tambahan 2 cm tadi hingga ketebalan 1mm
mengelem bagian tersebut sehingga menyatu satu sama lain.
memasangkan positif gips pada vakum pembentuk
memasukkan spons pada oven bersuhu 180̊ selama sekitar 5 menit sampai spons lentur
mengangkat spons dan segera pakaikan pada positif gips
membandage sesuai bentuk ujung stump
menunggu hingga dingin
membuka bandage
memotong sisa spons pada bagian ujung stump
merapikan bagian ujung stump menggunakan router
Membuat mangkok ujung stump dari spons
menyetak gambar ujung stump pada spons
menandai anterior dan posteriornya
memotong sesuai pola
memasukkan pada oven tunggu sekitar 1 menit pada suhu 180̊
mengangkat dan segera pasangkan pada ujung stump positif gips
membandage sesuai bentuk ujung stump
menunggu hingga dingin
membuka bandage
merapikan bentuk line nya
menipiskan bagian tepi menggunakan router hingga permukaan mangkok dan positif gips total kontak dan rata
Membuat garis alignment pada soft socket untuk menentukan posisi adaptor.
Pembuatan hard socket
Alat dan Bahan
Alat
Ragum
Mesin vacum
Corong
Gelas ukur
Gelas pencampur
Isolasi
Gunting
Cutter
Bahan
Resin
Serat fiber
Kain perca
Benang
Plastik pvc
Bedak
Tinner
Alat Pelindung Diri
Masker
Werpack
Pembuatan Potongan Plastik PVC
Mengukur lingkar terbesar dan terkecil stump, serta panjang dari lingkar terbesar sampai lingkar terkecil tersebut
Membuat pola pada plastic PVC :
Lebar bagian atas sesuai ukuran lingkar terbesar stump dan lebar bagian bawah sesuai ukuran lingkar terkecil stump
Panjang pola agak lebih panjang dari titik lingkar terbesar stump sampai titik lingkar terkecil stump dengan penambahan panjang bagian atas 5cm dan bawah 15cm.
Pola bagian samping kanan dan kiri masing-masing diukur kedalam pola sekitar 1,5 cm digunakan untuk menyatukan pola sehingga membentuk bangun ruang.
Potong plastic sesuai pola yang telah digambar.
Setrika pola plastic yang telah di potong untuk merekatkan kedua bagian.
Setrika hanya pada bagian potongan kedua bagian (perekatan) sampai warna tersebut putih.
Pembuatan Hard Socket
Menyiapkan alat dan bahan
Letakkan positif gips pada ragum
Melapisi positif gips dengan stoking/ kaos kaki.
Memasang lapisan plastik pertama. Ini dilakukan agar nanti permukaan dalam soket rata/halus.
Memasang kain/stokinet pada positif gips. Biasanya lapisan pertama ini 2 kain.
Memberi lapisan serat fiber secara menyeluruh dan rata pada positif gips. Kemudian mengikat/ mengunci serat fiber dengan menggunakan benang.
Memasang lapisan terakhir kain, biasanya 2 lapis atau 3 lapis tergantung kebutuhan.
Dan yang terakhir memasang plastik pvc yang telah dibentuk dan yang sudah di rendam tineer.
Nyalakan mesin vacum dan cek semua bagian positif gips, apakah semua bagian sudah fix sesuai bentuknya
Mempersiapkan resin dan kemudian mencampur resin dengan katalis pada suatu wadah.
Menuangkan campuran resin tersebut ke positip gips yang sudah siap tadi
Bila resin sudah masuk semua kemudian ratakan resin ke seluruh bagian positif gips dengan menggunakan kain perca.
Pastikan semua bagian terkena resin secara merata dan meresap sampai lapisan dalam.
Alignment
Alignment berarti posisi dari bagian prostesis dalam kaitannya antara satu dengan yang lain.
Alat-alat untuk alignment :
Plump line
Midline
Meja
Calipers
Balok
Bench Alignment
Bench Alignment adalah menghubungkan antara soket, betis dan kaki satu sama lain dalam 1 kaitan yang tepat yang kita lakukan di Lab. Sebelum semua dirakit menjadi satu terlebih dahulu mementukan garis alignment pada socket yaitu dengan :
Pada bagian anterior, mengukur diameter pada patella tendon dan mengambil titik tengahnya, mengukur diamter pada sirkum terkecil dan mengambil titik tengahnya kemudian menghubungkan kedua titik tengah.
Pada bagian lateral, mengukur diamter pada bagian yang sejajar dengan patella tendon dan menggambil titik tengahnya kemudian mengukur diameter pada cirkum terkecil dan mengambil titik tengahnya dan menghubungkan kedua titik tengah tersebut. Kemudian menggambar garis fleksi 5°.
Pada foot, pada bagian atas (punggung kaki) dengan membagi foot menjadi dua bagian yang sama besar dan pada bagian sisi lateral ukur dan membagi sama besar menjadi 3 bagian.
Merakit komponen prostesis mulai dari foot, foot adaptor, foot bolt, tube / shank, tube claim, socket adaptor dan socket.
Static Alignment
Static Alignment adalah proses mengamati prosthesis saat dipakai pasien namun sebelum pasien berjalan, apakah prosthesis terlalu tinggi, terlalu pendek, dll.
Jika prosthesis ketika digunakan pasien belum baik (masih terdapat cacat) tidak dapat langsung digunakan, karena itu akan membuat pasien tidak nyaman.
Dynamic alignment
Dynamic alignment proses mengamati dan menganalisis pola jalan seseorang atau pasien pada saat menggunakan prosthesis yang harus disesuaikan dengan normal gait.
Fitting
Fitting adalah proses pengujian prostesis pada pasien dan prostesis siap digunakan pasien bila dalam fitting tidak terjadi suatu problems yang fatal.
Alat dan Bahan
stokinet / polinet
gunting
bedak jika diperlukan
kunci L
spons
lem
plump line
besi untuk pegangan pasien saat berjalan
midline.
Proses Fitting
Pasangkan stokynet pada stump
Lubangi ujung soft socket untuk memasukan stockynet
Sambil memasukan stockynet dan dorong soft socket hingga pas pada stump
Cek suspense, sengan cara :
Stump sedikit di fleksikan
Knee joint full extensi
Ditarik pelan – pelan dan pastikan tidak lepas
Trimline socket, duduk 90 lihat bagian posterior terjepit / tidak.
Duduk di cek terlalu ketinggian / tidak
Pasien dipersilahkan berdiri, apakah px merasa nyaman / tidak dengan prosthesisnya
Cek ketinggian prosthesis apakah sudah sama / belum, dengan cara :
Tanya px apakah ketinggian / tidak
Cek sias / crista illiaca
Jika terlalu tinggi, bagian yang rendah diberi balok (PE ukuran 4mm)
Cek stabilitas (coba untuk menumpu)
Goyangkan kea rah kiri & kanan , maju & mundur (pastikan px berani menumpu)
Latihan menumpu 1 kaki (dia harus menumpu di prosthesisnya)
Saat pasien berjalan, amati px mengalami gait deviation / tidak
DOKUMENTASI
contoh management pembuatan transfemoral prosthesis
PRODUK TRANSTIBIAL PROSTHESIS
PTB SC EKSOSKLELETAL
(Material bahan habis pakai)
No Deskribsi Code Ukuran Kuantitas Unit Harga satuan Harga
1. Stokinet 20 cm x 1m 5 Biji Rp 30.000 Rp 150.000
2. POP bandage 15 x 2,7 m 4 Roll Rp 35.000 Rp 140.000
3. Tali rapia 1,5cm x 1 m 1 meter Rp 500.00 Rp 500.00
4. Paku 1nm x 15mm 20 Biji Rp 50.00 Rp 1000.00
5. Polyeter resin 0,75 Liter Rp 40.000 Rp 40.000
6. Katalis 5 Ml Rp 3000 Rp 15.000
7. Plastik wrap 20cm x 7m 1 m Rp 7000 Rp 7000
8. PVC sheet 1m x 25 cm 1 sheet Rp 20.000 Rp 20.000
9. Fiber glass 0,5 m Rp 15.000 Rp 7.500
10. Vaselin 100 Ml Rp 7.500 Rp 7.500
11. Sabun 100 Ml Rp 5.000 Rp 5.000
12. Kawat kassa 20 cm x 20 cm 1 Biji Rp 5.000 Rp 5.000
13. Spons 160cmx30 cm 1 sheet Rp 100.000 Rp 100.000
Materia cost : Rp 498.500
Surcharge 10% : Rp 49.850
Total materia chast : Rp 548.350
Component cost
No Componen Ukuran Kuantitas Unit Harga satuan Harga
1. TTsocket adabtor 1 Biji Rp 800.000 Rp 800.000
2. Foot (sach foot) 1 Biji Rp 800.000 Rp 800.000
3. Tube adaptor 1 biji Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
4. Foot adaptor 1 Biji Rp 700.000 Rp 700.000
5. shank 1 Biji Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
Total : Rp 6.300.000
Component cost : Rp 6.300.000
Surchage 10 % : Rp 630.000
Total material cost : Rp 6.930.000
Total semua material = material habis pakai + component cost
= Rp 548.350 + 6.930.000
= Rp 7.478.350
Muscelaneous 5% = 0,05 x Rp 7.478.350
= Rp 373.917
Total = Rp 7.478.350 + Rp 373.917
= Rp 7.852.267
PROSES PRODUKSI
No Deskribsi Waktu Biaya satuan Total biaya
1. Assesment 1 jam Rp 12.500 Rp 12.500
2. Casting 1 jam Rp 12.500 Rp 12.500
3. Rectrifikasi 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
4. Laminasi 2 jam Rp 25.000 Rp 25.000
5. Assembling 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
6. Kitting 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
7. Gait 8 jam Rp 100.000 Rp 100.000
8. Finishing 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
Total 24 jam Rp 300.000
Gaji : Rp 2000.000
Jam kerja / bulan : 160
Biaya perjam : 12.500 / jam
Labor cost = Rp 300.000
Surchage 25% = Rp 75.000
Total = Rp 375.000
Production cost = material cost + labor cost
= Rp 7.852.267 + Rp 375.000
= Rp 8.227.267
Over head : air, listrik, teknisi, satpam, kontrakan , pajak, reklame ,iklan, pemeliharaan, mesin, alat dll
Production cost + over head (40%) = prime cost
= Rp 8.227.267 + (0,4x Rp 8.227.267)
= Rp 8.227.267 + Rp 3.290.906
= Rp 11.518.173
Selling price = prime cost + profit . 10%
= Rp 11.518.173 + (10% x Rp 11.518.173)
= Rp 11.518.173 + Rp 1.151.817
= Rp 12.669.990
PTB SC EKSOSKLELETAL
(Material bahan habis pakai)
No Deskribsi Code Ukuran Kuantitas Unit Harga satuan Harga
1. Stokinet 20 cm x 1m 5 Biji Rp 30.000 Rp 150.000
2. POP bandage 15 x 2,7 m 4 Roll Rp 35.000 Rp 140.000
3. Tali rapia 1,5cm x 1 m 1 meter Rp 500.00 Rp 500.00
4. Paku 1nm x 15mm 20 Biji Rp 50.00 Rp 1000.00
5. Polyeter resin 0,75 Liter Rp 40.000 Rp 40.000
6. Katalis 5 Ml Rp 3000 Rp 15.000
7. Plastik wrap 20cm x 7m 1 m Rp 7000 Rp 7000
8. PVC sheet 1m x 25 cm 1 sheet Rp 20.000 Rp 20.000
9. Fiber glass 0,5 m Rp 15.000 Rp 7.500
10. Vaselin 100 Ml Rp 7.500 Rp 7.500
11. Sabun 100 Ml Rp 5.000 Rp 5.000
12. Kawat kassa 20 cm x 20 cm 1 Biji Rp 5.000 Rp 5.000
13. Spons 160cmx30 cm 1 sheet Rp 100.000 Rp 100.000
Materia cost : Rp 498.500
Surcharge 10% : Rp 49.850
Total materia chast : Rp 548.350
Component cost
No Componen Ukuran Kuantitas Unit Harga satuan Harga
1. TTsocket adabtor 1 Biji Rp 800.000 Rp 800.000
2. Foot (sach foot) 1 Biji Rp 800.000 Rp 800.000
3. Tube adaptor 1 biji Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
4. Foot adaptor 1 Biji Rp 700.000 Rp 700.000
5. shank 1 Biji Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
Total : Rp 6.300.000
Component cost : Rp 6.300.000
Surchage 10 % : Rp 630.000
Total material cost : Rp 6.930.000
Total semua material = material habis pakai + component cost
= Rp 548.350 + 6.930.000
= Rp 7.478.350
Muscelaneous 5% = 0,05 x Rp 7.478.350
= Rp 373.917
Total = Rp 7.478.350 + Rp 373.917
= Rp 7.852.267
PROSES PRODUKSI
No Deskribsi Waktu Biaya satuan Total biaya
1. Assesment 1 jam Rp 12.500 Rp 12.500
2. Casting 1 jam Rp 12.500 Rp 12.500
3. Rectrifikasi 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
4. Laminasi 2 jam Rp 25.000 Rp 25.000
5. Assembling 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
6. Kitting 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
7. Gait 8 jam Rp 100.000 Rp 100.000
8. Finishing 3 jam Rp 37.500 Rp 37.500
Total 24 jam Rp 300.000
Gaji : Rp 2000.000
Jam kerja / bulan : 160
Biaya perjam : 12.500 / jam
Labor cost = Rp 300.000
Surchage 25% = Rp 75.000
Total = Rp 375.000
Production cost = material cost + labor cost
= Rp 7.852.267 + Rp 375.000
= Rp 8.227.267
Over head : air, listrik, teknisi, satpam, kontrakan , pajak, reklame ,iklan, pemeliharaan, mesin, alat dll
Production cost + over head (40%) = prime cost
= Rp 8.227.267 + (0,4x Rp 8.227.267)
= Rp 8.227.267 + Rp 3.290.906
= Rp 11.518.173
Selling price = prime cost + profit . 10%
= Rp 11.518.173 + (10% x Rp 11.518.173)
= Rp 11.518.173 + Rp 1.151.817
= Rp 12.669.990
laporan trasfermoral prosthesis
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul ”LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFEMORAL”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dwi Setyawan, SST OP. Selaku dosen mata kuliah TRANSFEMORAL PROSTHETIC yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam membuat tugas dalam bentuk laporan.
2. Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
3. Rekan rekan yang selalu memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Amputasi adalah pembedahan, memotong dan mengangkat tungkai atau lenganyang disebabkan oleh kecelakaan, congenital, infeksi, tumor, vascular disease.Amputasi merujuk pada pengangkatan semua atau sebagian ekstremitas.Saat melakukan amputasi, dokter bedah berupaya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin jaringan yang masih dapat digunakan. Amputasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu amputasi terbuka (guillotine) dan tertutup.Amputasi terbuka dilakukan untuk infeksi berat.Untuk amputasi tertutup, dokter bedah menutup luka dengan flap kulit yang dibuat dengan memotong tulang kira-kira dua inci lebih pendek dari pada kulit dan otot.Masalah yang sering muncul pasca operasi adalah infeksi, hemoragi, kontraktur dan emboli lemak.
Prosthetic merupakan Ilmu teknik di bidang medis yang mempelajari tentang pemeriksaan, pengukuran, pembuatan dan pengepasan alat pengganti anggota gerak tubuh yang hilang.Sedangkan prosthesismerupakan suatu alat yang ditambahkan ke ekstremitas untuk menggantikan anggota gerak tubuh karena amputasi maupun kongenital. Transfemoral merupakan amputasi yang dilakukan diantara hip joint dan knee joint. Transfemoral prosthetis merupakan alat ganti tubuh yang di gunakan pada amputasi tepat di tulang femur.
TUJUAN
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Transfemoral Prosthetics.
PELAKSANAAN
Tempat : Kampus II Poltekkes Kemenkes Surakarta
Hari /waktu : 1. Senin (07:30 – 16:00 WIB)
2. Rabu (07:30 – 16:00 WIB)
3. Kamis (07:30 – 11:30WIB)
KEGIATAN
Assessment
Measurement
Casting
Filling
Rectification
Laminasi
Alignment
Fitting
BAB II
ISI
PATIENT ASSESMENT
adalah suatu rangkaian kegiatan terhadap pasien/klien yang mencakup tindakan anamnesa dan pemeriksaan untuk mengidentifikasi permasalahan yang nyata terhadap pasien/klien yang membutuhkan ortosis maupun prostesis , dengan cara memperhatikan riwayat penyakit, telah umum, uji khusus, pemeriksaan penunjang, pengukuran dilanjutkan dengan evaluasi hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dalam sebuah proses pertimbangan teknis dan klinis. Terbagi menjadi subjective dan objective
Alat :
Blanko assesment
Gornio meter
Alat tulis
Mid line
Subjective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi subjek / bercerita tentang kehidupannya sehari – hari sebelum terjadinya amputasi.
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi:
Nama pasien :
Tempat. Tanggal lahir :
Umur :
Tinggi/berat badan :
Jenis kelamin :
Alamat :
.
Nomor Telp :
Pekerjaan :
Keadaan tempat tinggal :
Sebab amputasi :
Tempat/tanggal dilakukannya amputasi :
DOKUMENTASI
Objective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi objek, pemeriksaan.
Pemeriksaan obyektif : inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan dasar, pemeriksaan LGS(Lingkup Gerak Sendi), pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing).
Inspeksi : Pemeriksaan dilakukan dengan cara
melihat dan mengamati kondisi pasien.
Palpasi : Pemeriksaan dilakukan dengan
cara meraba, memegang dan menekan bagian stump pasien.
Pemeriksaan Gerak Dasar : Pemeriksaan gerak aktif, pasif
dan Isometik melawan tahanan.
Pemeriksaan LGS : Mengetahui luas gerak sendi pada
stump.
Pemeriksaan MMT : Mengetahui kekuatan otot stump
dengan kriteria 5-0
KRITERIA KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui nilai kekuatan otot terdapat kriteria :
Nilai kekuatan 5 : Subyek mampu dengan LGS
(Lingkup Gerak Sendi) penuh dengan melawan tahanan maksimal dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 4 : Subyek mampu dengan LGS penuh,
melawan gravitasi dengan tahanan sedang.
Nilai kekuatan 3 : Subyek mampu dengan LGS penuh dan
melawan gravitasi tanpa tahanan.
Nilai kekuatan 2 : Subyek mampu bergerak dengan LGS
sebagian dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 1 : Subyek mampu mengkontraksikan, tetapi
tidak terjadi gerakan otot.
Nilai kekuatan 0 : Subyek sama sekali tidak bisa
mengkontraksikan ototnya
Hasil pemeriksaan pasien
Kaki amputasi : kaki kiri
Kondisi stump : tidak ada luka , jahitannya rapi, stump kendor, tertutup sempurna, permukaan kulit tidak dislokasi, tidak ada neuroma, medium stump.
Level amputasi : midle amputasi
ROM MMT
RIGHT LEFT RIGHT LEFT
HIP Flexion : 〖110〗^0 〖100〗^0 5 4
Extension: 〖20〗^0 〖30〗^0 5 4
Abduction: 〖30〗^0 〖35〗^0 5 4
Adduction: 〖30〗^0 〖20〗^0 5 4
KNEE Flexion : 〖130〗^0 5
Extension: 5^0 5
Prescpription :
Socket interfance : soft liner
Socket design : quadrilateral socket
Foot : sach foot
Suspension : belt suspension
Hasil Blanko Assesment Pasien
Terlampir
DOKUMENTASI
MEASUREMENT
Measurement merupakan proses pengukuran detail pada stump pasien. Bertujuan untuk mendapatkan data dalam bentuk ukuran stump pasien dan akan menjadi patokan dalam pembuatan socket.
Alat & Bahan
Blangko pengukuran
Alat tulis
Stockinet
Pensil Air
Mid line
Caliper
Mistar
Proses Measurement
Pada stump :
Pakaikan stocking pada stump pasien
Ikatkan tali rafia sebagai pengikat stoking agar tidak terlepas saat melakukan measurement dan casting, tepatnya dari anterior mengelilingi sampai bagian posterior.
Tandai stump pada area berikut :
Trochantor mayor
Lateral border of the femur dan intervalnya (5 – 7cm)
Sisi medial stump, yaitu 5 cm (2 inchi) di bawah perineum
Outline the distal end of femur
Design socket
Lakukan pengkuran pada stump dan sound leg.
Pengukuran pada stump :
Panjang stump
Diukur dari ischial tuberosity hingga distal end of the stump.
Diukur dari ischial tuberosity hingga distal end of the femur.
Keliling stump
Keliling perineal level
Keliling setiap interval
Diameter medio – lateral stump (jarak trochantor mayor hingga origo dari tendon adductor longus)diukur saat pasien duduk.
Diameter anterior – posterior stump (jarak vertikal dari permukaan kursi hingga tendon adductor longus) diukur saat pasien duduk.
Pengukuran pada sound leg :
Pasien dalam posisi berdiri
Panjang sound leg dari ischial tuberosity sampai ke lantai
Pasien dalam posisi duduk
Jarak medial tibial plateu ke lantai
Keliling medial tibial plateu
Keliling dan tinggi tungkai terbesar
Keliling dan tinggi tungkai terkecil
Panjang foot
Tinggi heel sepatu yang digunakan pasien
DOKUMENTASI
CASTING PASIEN
Alat dan Bahan :
Jas lab
Blanko assesment
Blanko ukur
Gorniometer
Alat tulis
Midline
Pensil air
Tali rapia
Ember
Kamera
Cutter
Kursi pasien
Bad pemeriksaan
Gip roll
Stokinet
Gunting
Langkah-langkah pengerjaan :
Memasang stokinet pada stump pasien
Menandai pada bagian trokantor mayor dan sepanjang tulang femur
Mengambil pengukuran circumduction
Merendam gips roll ke dalam air
Pasien berdiri dan mulai mengcasting stump pasien
Mencari dan menekan ischial tuberocity dan penekanan pada segitiga scarpa
Setelah gips setengah kering hentikan penekanan
Selanjutnya melepaskan negatif gips dari stump pasien
Slab Casting
Siapkan stockinet untukstump dan pasangkan pada pasien.
Posisikan pasien berdiri di samping kursi casting, dengan sisi stump ke arah kita. Pastikan pasien berpegangan pada hand rail (kursi casting) dan berdiri dengan aman dan nyaman.
Buatlah 5 lapis plaster, Gunakan 15 cm per bandage sehingga cukup untuk stump bagian proksimal..
Potonglah bentuk pada pinggiran plaster sekitar mid point. Bentuknya harus lebar = 4 cm, kedalamanya = 4 cm
Palpasi stump dan tandai dengan jelas bagian ischium, trocantor dan abductor longus.
Basahi plaster dan balutkan pada stump. Potongan bentuk harus berada di bagian proksimal adductor tendon. Tarik plaster dengan lemah lembut ke arah kita dan buatlah plaster dalam beberapa lapis pada trochantor. Permukaan plaster harus lembut dan dapat membentuk stump. Beri perhatian lebih pada anterior wall, medial wall dan seat area. Balutlah bagian distal stump dengan plaster bandage kedua
Pada saat casting posisikan salah satu tangan pada bagian ischiadikum, tangan yang satunya di segitiga carpal. Kedua tanggan membentuk sudut pada sisi medial, stump dalam keadaan adduksi dan fleksi yang normal.
Checking the cast
Ketika negative cast terbentuk atau sudah jadi. Pastikan negative cast sesuai/cocok sebelum pasien membersihkan diri dan pulang.
Hal-hal yang perlu di cek :
Kekuatan umum negative cast.
Posisi tanda pada stump.
Anterior-posterior dan medio-lateral diameter.
Top circumference.
Panjang cast.
Bentuk umum cast
DOKUMENTASI
RETRIFIKASI NEGATIVE CAST
Tujuan dari rectifikasi pre filling adalah untuk mencari bentuk dan sudut pada saat pengecoran.
Alat dan Bahan
Langkah – Langkah Retrifikasi Negative Cast
Bersihkan dan rapikan positif gips .
Periksa semua cast measurement dan memutuskan apakah sudah sesuai dengan measurementnya
Ratakan medial wall daerah proksimal cast
Memperbaiki proksimal lateral wall.
Memperbaiki anterior wall .
Memperbaiki posterior wall .
Memodifikasi proksimal flare dan Trimline .
Sesuaikan diameter anterior - posterior dari cast
Sesuaikan diameter medio - lateral cast .
Ratakan medial wall .
Ratakan lateral wall.
Sesuaikan circumference.
Sesuaikan panjang dari cast .
Sesuaikan sudut fleksi .
Sesuaikan sudut adduksi
Periksa semua pengukuran dari positif gips.
Yang perlu di perhatikanadalah:
Tuberositas ischial diposisikan 1,5-2,5 cm lateral dari medial wall.
Tendon adductor longus berada pada sudut antara medial dan anterior wall.
Cekungan pada anterior femoral triangle selevel dengan ischial tuberosity titikterdalamnya ada pada segitiga medial wall
DOKUMENTASI
FILLING
Filling yaitu proses pengecoranyang bertujuan untuk mendapatkan positif gips.
Alat dan bahan :
Ember + Air
Bak pasir
Gips powder
Besi yang telahdipotong
Air sabun
POP
Proses pengecoran :
Balutkembalidengan pop padabagianproksimal negative cast yang telah di trimline, sebelummelakukanpengecoran.
Menyiapkantempatyang berisipasirsebagaitempatmenanamgips.
Membasuh negative gipsdenganmenggunakan air sabun, janganterlalubanyakdanjanganterlalusedikit.
Memasukkan air kedalam negative gipskemudianmenuangkannyakedalam ember sebagaitakaran air yang akandigunakanuntuk proses pengecoran.
Memasukkangips powderpadatakaran air danmenunggugelumbunggips powderhilang, kemudianmengadukgipsdengan rata.
Dengancepattuangkanadonangipskedalam negative castdanmenancapkanbesisampaiujungkemudianbesitersebutagakdiangkatsedikit.
Menunggugipssampaikering.
RECTRIFIKASI POSITIF GIPS
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump. Sering juga disebut dengan proses modifikasi positif gips.
Alat dan Bahan:
Alat:
Ragum
Cutter
Pensil air
Blangko
Alat tulis
Caliper
Midline
Surform / plantar gips
Sikat pembersih
Paku
Palu
Mangkok gips
spatula
Gelas aqua
Kawat kasa
Tempat sampah
Bahan:
Negatif cast
Gips powder
Air
Pewarna
Proses Rectifikasi
Membuka negative cast
Menebalkan kembali garis-garis penandaan
Mengukur kembali bagian yang telah diukur saat measurement
Membandingkan ukuran negative cast dengan blanko ukur
Sudut anterior
Menetapkan segitiga Scarpa.
Segitiga Scarpa harus dibuatsejajar dengan dinding Ischial.
Ukur lebar medio-lateral lalu bagi 3.
Tandai titik dari lateral ke-3 (a) lalu tandai titik 2,5 cm dari sudut medial (c) dari sini, buat garis 10 cm ke arah ujung distal, sehingga membentuk titik baru (b).
Selanjutnya, tarik garis lurus dari titik (a) ke titik (b) sehingga terbentuklah sebuah segitiga, (segitiga Scarpa).
Gunakan sendok untuk memberi tekanan/kedalaman pada segitiga Scarpa.
Dinding Anterior
Kurangi batas dari anterior sehingga ketinggian mencapai RectusFemoris.
Sudut medio-anterior harus dibuat melengkung.
Dinding Posterior
Kurangi ketinggian dari batas dinding Posterior ke Gluteus sebanyak ±22 mm.
Batas dinding Posterior harus tegak lurus dengan batas Medial.
Dinding Posterior harus vertical dan setingkat dari support ischiatic ke ujung distal.
Penting untuk mengurangi bagian lateral posterior untuk kekuatan maksimal dari otot Gluteus.
Sudut medio-posterior harus dibuat melengkung.
Dinding medial
Kurangi ketinggian pinggir medial dari Perineum kira-kira 18 mm.
Dinding medial harus vertical dan rata 10 cm dari pinggir ujung distal dan pinggirannya harus horizontal.
Dinding lateral
Tinggi dinding lateral untuk stump panjang adalah 6 cm sedangkanuntuk stump pendek adalah8 cm.
Jika harus mengurangi gips, kurangilah dari dinding lateral.
Kurangi gips di daerah di atas Trochanter agar ada tekanan di daerah tersebut; jangan pernah mengurangi gips dari area Trochanter.
Proximal rektifikasi
Meratakan dinding medial daerah proksimal
Rektifikasi dinding lateral di bagian proksimal
Memperbaiki dinding anterior
Rektifikasi dinding posterior
Memodifikasi dinding proksimal
Sesuaikan diameter anterior-posterior dari cor
Sesuaikan diameter medio-lateral dari cor
Distal rektifikasi
Meratakan dinding medial
Meratakan dinding lateral
Menyesuaikan circumferencenya
Menambahkan ukuran panjang stump
Flexion/ Adduction Angles Adjustment
Mengatur sudut fleksi
Menyesuaikan sudut adduksi
Menghaluskan positive cast
PROSES PEMBUATAN MAL
Proses pembuatan mal bertujuan untuk mempermudah dalam proses pemotongan PVC.
Alat dan bahan :
Penggaris besi
Cutter / Gunting
Spidol
Kertas Koran
Plastic PVC
Prosesnya Pemotongan Mal
Ukur panjang stump
Ukur lingkar terbesar dan terkecil pada stump.
Gambarkan pada kertas koran.
Potong kertas koran sesuai ukuran
Proses pemotongan PVC
Letakkan mal diatas plastic PVC.
Pemotongan mengikuti baris dan dari mal, menggunakan penggaribesi, dan cutter
DOKUMENTASI
LAMINASI
Laminasi adalah proses pencetakan hard socket dengan menggunakan bahan utama yaitu resin dan katalis.
alat dan bahan
Plastik PVC
Setrika
Tinner
Ragum
Positive cast
Bedak
Stockinet
Serat Fiber
Lakban
Talirafia
Botol aqua
Corong
Resin
Catalys
Pengaduk
Kain untuk meratakan resin
Langkah – Langkah Pembuatan Hard socket
Mengukur positif gips untuk pembuatan plastic PVC . Yang diukur antara lain :
Circumference terbesar = cm
Circumference terkecil= cm
Panjang positif cast =
Kemudian plastic dilekatkan dengan cara menyetrika sehingga plastic tersebut berbentuk kerucut.
Masukkan stockinet kedalam positif cast agar permukaan rata.
Memberi thiner pada plastic pertama agar plastic lebih lentur dan masukkan kepositif cast
Plaster pada bagian proksimal dan distal sehingga terlihat rapi.
Setelah memasukkan plastik lalu memasang stockinet sebanyak 2 lapis
Kemudian memotong serat fiber .Setelah dipotong serat fiber dilingkarkan pada positive gif dan ditali dengan benang nylon.
Selanjutnya memasang stockinet lagi 1 lapis.
Memotong fiber untuk tutup. Dan memasang stockinet lagi sebanyak 2 lapis.
Kemudian memasukkan plastik PVC lagi yang dibuat sepperti yang pertama (seperti pada gambar)telah sudah diberi thinner.
Lalu membuat latrutan resin dengan takaran 500 ml resin ,catalis 2 ml
Kemudian adonan resin dituangkan ke positive gif yang akan diresin melalui corong .
Setelah resin semuanya dituangkan lalu ratakan sampai kebawah sehingga resin tersebut rata pada positive gif.
Kemudian massage.
Tunggu sampai benar-benar resin tersebut keras
Setelah resin keras, potong hard socket sesuai trimline
Setelah itu positive gifnya dipecahkan sehingga soft socketnya dan hard socketnya dapat diambil
Apabila trimline sudah sesuai, haluskan dan rapikan pula bagian ujung soket yang tidak rata agar bias dipasangkan adaptor socket
ALIGNMENT
Alignment yg dilakukan tanpa pasien,dimulaidengan proses pemasangan komponen padaprosthesis.
Alat & Bahan :
Spidol
Plumbline
Penggaris
Kunci L
Malam
Mesin Bur
Mur danbaut
socket adaptor
free knee joint
tube adaptor
tube clamp assembly
foot adaptor
sach foot kanan ukuran 26
selisian belt
Langkah-langkah assembling dan alignment :
Buat garis vertical di dinding anterior dan posterior socket 60% : 40%
Buat garis vertical di dinding lateral 50 % : 50 %
Kemudian ukur panjang foot, lalu bagi menjadi 3 bagian (horizontal), ukur lebar foot, kemudian dibagi menjadi 2 bagian (vertikal).Di garis
1/3 posterior buat garis 5ยบ external rotasi.
Rangkai semua komponen sesuai alignment dan knee joint dibuat 5˚ eksternal rotasi
Pastikan anterior – posterior dan medial – lateral lurus, cara mengetahui jika tube telah lurus yaitu menggunakan penggaris siku.
Setelah komponen terpasang dan alignmentnya benar, pasang socket sesuai dengan alignment 5˚ fleksi dan 5˚ adduksi.
Socket bagian distal di tandai dan di bor menggunakan mesin bor duduk untukmenyambungkanantara socket dan adaptor agar tidak lepas.
Setelah semua terpasang cek kembali alignmentnya menggunakan plumline apakah sudah benar-benar berada pada garis yang telah dibuat.
Garis yang digunakan sebagai acuan adlah garis 1/3 posterior dari panjang foot (dilihat dari sisi medial dan lateral)
Garis yang di gunakan sebagai acuan pada anterior dan posterior yaitu pada garis pembagi 2 dari lebar footnya yang telah di eksternal rotasikan 5°, biasanya terletak di Antara ibu jari dan jari telunjuk dari kaki
PEMBUATAN SILESIAN BELT
Alat dan Bahan :
Alat :
Gunting
cutter
penggaris
alat tulis
mid line
pelubang sabuk
ragum
Bahan :
kulit kambing
java box
keling
gasper
Proses Pengerjaan
persiapkan alat dan bahan
ukur kulit sesuai yang di ingin kan
garis sesuai dengan ukuran yang di inginkan
potong kulit sesuai garis yang di buat tadi dengan menggunakan cutter
ukur jarak lubang untuk penenpatan gasper kira – kira 2 cm
lubangi kulit dengan alat pelubang ikat pinggang sesuai tanda yang di di berikan
rangkai komponen staps satu persatu sesuai sesuai petujuk
lem bagian tepi agar terlihat rapi
jahit bagian tepi agar lebih kuat
sraps siap di pasangkan ke socket
FINISHING
Finishing adalah tahap terakhir dalam pembuatan prosthesis agar cosmetiknya terlihat bagus.
Alat dan Bahan
Kain perca
Tiner
Proses
Menyiapkan prosthesis yang telah jadi
Membersihkan sisa sisa spidol bekas alignment dengan menggunakan kain perca yang sudah diberi tiner
DOKUMENTASI
FITTING
Static alignment
Static alignment proses pemakaian prosthesis pada pasien untuk pemeriksaan apakah prosthesis yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pasien apa belum. Proses pemeriksaan dilakukan sebatas pasien duduk dan berdiri.
Procedure
Jika pasien sudah memakai prostesis sebelumnya, lihat pasien berjalan dengan prostesis itu
Pastikan prostesis yang baru sudah sesuai dengan blangko ukur
Periksa saat pasien duduk dengan menggunakan prostesis yang lama
Biarkan pasien memakai prostesis yang baru sendiri
Pastikan adductor longus tendon dan ischial tuberosity pada posisi yang benar
Minta pasien untuk berdiri dengan beban tubuh pada kedua kaki
Cek socket sudah fit atau belum
Cek apakah bench alignment sudah baik
Cek panjang prosthesis
PROBLEM FITTING PERTAMA
Pada fitting pertama, problem yang dialami kelompok kami ialah
Trimline bagian anterior dan lateral terlalu tinggi
Solusi :- socket yang sudah ditandai dipotong dan di perhalus
Dinamic alignment
Adalah Proses mengamati dan menganalisis pola jalan seseorang atau pasien pada saat menggunakan prosthesis yang harus disesuaikan dengan normal gait.
Jika Pasien sudah merasa nyaman memakai prosthesis, dan Alignmentnya sudah benar, maka minta pasien untuk berlatih berjalan dengan prosthesis. Kemudian amati pola jalan Pasien dari pandangan depan dan belakang.
Mengecek foot function.
Heel wedge of SACH foot
Dorsiflexion of SACH foot
Mengecek kestabilan knee saat pasien berjalan pada paralell bar.
Knee dapat dengan mudah fleksi saat push off, tapi harus stabil saat heel strike dan selama stance phase.
Faktor lain : TKA line, plantarfleksi resistance, socket flexion.
Jika knee tidak stabil saat :
Stance phase
Mengecek TKA line .
Mengurangi flexion pada socket jika pasien terlalu lordosis saat push off.
Jika knee masih belum stabil, maka foot diberi tahanan lebih untuk dorsiflexion atau memindah toe break lebih ke anterior.
Heel strike.
Membuat aksi plantarflexion pada foot lebih lembut
Kesulitan fleksi saat push off :
Check TKA line.
Meletakan socket ke posterior untuk mengurangi kestabilan alignment.
Increase socket flexion
Jika masih kesulitan, buatlah aksi dorsifleksi yang lebih lembut pada foot atau memindah toe break lebih ke posterior.
Mengecek apakah pole vertical.
Mengecek apakah ada medial – lateral whip.
Femur cenderung rotasi internal saat hip fleksi, maka dibutuhkan 5°external rotasi of knee bolt.
Medial whip dapat dikoreksi dengan rotating knee bolt externally.
Lateral whip dikoreksi dengan rotating knee bolt internally.
Mengecek apakah foot mengalami rotasi atau tidak.
Mengecek roll over saat stance phase.
Mengecek drop off at the end of stance phase
Mengecek toe rise yang berlebih
Check proksimal trim line pada saat duduk.
Check kenyamanan pasien saat menggunakan prostesis.
Memastikan pasien dapat menggunakan dan melepas prostesis sendiri.
Check kondisi stump
Check semua informasi yang dibutuhkan.
PROBLEM DYNAMIC ALIGNMENT
Kendala : karena ketidakadanya shank yang memenuhi ukuran , maka shank yang digunakan pasien kami terlalu panjang 2 cm , sehingga menyebabkan
Instability of the prosthetic knee : prosthesis terlalu panjang dan knee tidak stabil
Circumduction : prosthesis terlalu panjang
DOKUMENTASI
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Amputasi adalah pembedahan memotong dan mengangkat tungkai dan lengan, amputasi yang disebabkan oleh kecelakaan, conginetal, infeksi, tumor, vascular disease.
Measurement merupakan proses pengukuran detail pada stump pasien. Bertujuan untuk mendapatkan data dalam bentuk ukuran stump pasien dan akan menjadi patokan dalam pembuatan socket.
Casting adalah Proses membentuk dan mendapatkan cetakan negarif gips setelah melakukan cetakan pada stump pasien.
Tujuan dari retrifikasi pre filling adalah untuk mencari bentuk dan sudut pada saat pengecoran.
Filling yaitu proses pengecoran yang bertujuan untuk mendapatkan positif gips.
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump. Sering juga disebut dengan proses modifikasi positif gips.
Proses pembuatan mal bertujuan untuk mempermudah dalam proses pemotongan PVC.
Laminasi adalah proses pencetakan hard socket dengan menggunakan bahan utama yaitu resin dan katalis.
Alignment yg dilakukan tanpa pasien,dimulaidengan proses pemasangan komponen padaprosthesis.
Finishing adalah tahap terakhir dalam pembuatan prosthesis agar cosmetiknya terlihat bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Transfemoral Prosthetics , jurusan Ortotik Prostetik politeknik kesehatan surakarta 2014
www.google.com
Form Assessment
Form Fitting
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul ”LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFEMORAL”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dwi Setyawan, SST OP. Selaku dosen mata kuliah TRANSFEMORAL PROSTHETIC yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam membuat tugas dalam bentuk laporan.
2. Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
3. Rekan rekan yang selalu memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Amputasi adalah pembedahan, memotong dan mengangkat tungkai atau lenganyang disebabkan oleh kecelakaan, congenital, infeksi, tumor, vascular disease.Amputasi merujuk pada pengangkatan semua atau sebagian ekstremitas.Saat melakukan amputasi, dokter bedah berupaya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin jaringan yang masih dapat digunakan. Amputasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu amputasi terbuka (guillotine) dan tertutup.Amputasi terbuka dilakukan untuk infeksi berat.Untuk amputasi tertutup, dokter bedah menutup luka dengan flap kulit yang dibuat dengan memotong tulang kira-kira dua inci lebih pendek dari pada kulit dan otot.Masalah yang sering muncul pasca operasi adalah infeksi, hemoragi, kontraktur dan emboli lemak.
Prosthetic merupakan Ilmu teknik di bidang medis yang mempelajari tentang pemeriksaan, pengukuran, pembuatan dan pengepasan alat pengganti anggota gerak tubuh yang hilang.Sedangkan prosthesismerupakan suatu alat yang ditambahkan ke ekstremitas untuk menggantikan anggota gerak tubuh karena amputasi maupun kongenital. Transfemoral merupakan amputasi yang dilakukan diantara hip joint dan knee joint. Transfemoral prosthetis merupakan alat ganti tubuh yang di gunakan pada amputasi tepat di tulang femur.
TUJUAN
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Transfemoral Prosthetics.
PELAKSANAAN
Tempat : Kampus II Poltekkes Kemenkes Surakarta
Hari /waktu : 1. Senin (07:30 – 16:00 WIB)
2. Rabu (07:30 – 16:00 WIB)
3. Kamis (07:30 – 11:30WIB)
KEGIATAN
Assessment
Measurement
Casting
Filling
Rectification
Laminasi
Alignment
Fitting
BAB II
ISI
PATIENT ASSESMENT
adalah suatu rangkaian kegiatan terhadap pasien/klien yang mencakup tindakan anamnesa dan pemeriksaan untuk mengidentifikasi permasalahan yang nyata terhadap pasien/klien yang membutuhkan ortosis maupun prostesis , dengan cara memperhatikan riwayat penyakit, telah umum, uji khusus, pemeriksaan penunjang, pengukuran dilanjutkan dengan evaluasi hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dalam sebuah proses pertimbangan teknis dan klinis. Terbagi menjadi subjective dan objective
Alat :
Blanko assesment
Gornio meter
Alat tulis
Mid line
Subjective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi subjek / bercerita tentang kehidupannya sehari – hari sebelum terjadinya amputasi.
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi:
Nama pasien :
Tempat. Tanggal lahir :
Umur :
Tinggi/berat badan :
Jenis kelamin :
Alamat :
.
Nomor Telp :
Pekerjaan :
Keadaan tempat tinggal :
Sebab amputasi :
Tempat/tanggal dilakukannya amputasi :
DOKUMENTASI
Objective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi objek, pemeriksaan.
Pemeriksaan obyektif : inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan dasar, pemeriksaan LGS(Lingkup Gerak Sendi), pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing).
Inspeksi : Pemeriksaan dilakukan dengan cara
melihat dan mengamati kondisi pasien.
Palpasi : Pemeriksaan dilakukan dengan
cara meraba, memegang dan menekan bagian stump pasien.
Pemeriksaan Gerak Dasar : Pemeriksaan gerak aktif, pasif
dan Isometik melawan tahanan.
Pemeriksaan LGS : Mengetahui luas gerak sendi pada
stump.
Pemeriksaan MMT : Mengetahui kekuatan otot stump
dengan kriteria 5-0
KRITERIA KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui nilai kekuatan otot terdapat kriteria :
Nilai kekuatan 5 : Subyek mampu dengan LGS
(Lingkup Gerak Sendi) penuh dengan melawan tahanan maksimal dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 4 : Subyek mampu dengan LGS penuh,
melawan gravitasi dengan tahanan sedang.
Nilai kekuatan 3 : Subyek mampu dengan LGS penuh dan
melawan gravitasi tanpa tahanan.
Nilai kekuatan 2 : Subyek mampu bergerak dengan LGS
sebagian dan melawan gravitasi.
Nilai kekuatan 1 : Subyek mampu mengkontraksikan, tetapi
tidak terjadi gerakan otot.
Nilai kekuatan 0 : Subyek sama sekali tidak bisa
mengkontraksikan ototnya
Hasil pemeriksaan pasien
Kaki amputasi : kaki kiri
Kondisi stump : tidak ada luka , jahitannya rapi, stump kendor, tertutup sempurna, permukaan kulit tidak dislokasi, tidak ada neuroma, medium stump.
Level amputasi : midle amputasi
ROM MMT
RIGHT LEFT RIGHT LEFT
HIP Flexion : 〖110〗^0 〖100〗^0 5 4
Extension: 〖20〗^0 〖30〗^0 5 4
Abduction: 〖30〗^0 〖35〗^0 5 4
Adduction: 〖30〗^0 〖20〗^0 5 4
KNEE Flexion : 〖130〗^0 5
Extension: 5^0 5
Prescpription :
Socket interfance : soft liner
Socket design : quadrilateral socket
Foot : sach foot
Suspension : belt suspension
Hasil Blanko Assesment Pasien
Terlampir
DOKUMENTASI
MEASUREMENT
Measurement merupakan proses pengukuran detail pada stump pasien. Bertujuan untuk mendapatkan data dalam bentuk ukuran stump pasien dan akan menjadi patokan dalam pembuatan socket.
Alat & Bahan
Blangko pengukuran
Alat tulis
Stockinet
Pensil Air
Mid line
Caliper
Mistar
Proses Measurement
Pada stump :
Pakaikan stocking pada stump pasien
Ikatkan tali rafia sebagai pengikat stoking agar tidak terlepas saat melakukan measurement dan casting, tepatnya dari anterior mengelilingi sampai bagian posterior.
Tandai stump pada area berikut :
Trochantor mayor
Lateral border of the femur dan intervalnya (5 – 7cm)
Sisi medial stump, yaitu 5 cm (2 inchi) di bawah perineum
Outline the distal end of femur
Design socket
Lakukan pengkuran pada stump dan sound leg.
Pengukuran pada stump :
Panjang stump
Diukur dari ischial tuberosity hingga distal end of the stump.
Diukur dari ischial tuberosity hingga distal end of the femur.
Keliling stump
Keliling perineal level
Keliling setiap interval
Diameter medio – lateral stump (jarak trochantor mayor hingga origo dari tendon adductor longus)diukur saat pasien duduk.
Diameter anterior – posterior stump (jarak vertikal dari permukaan kursi hingga tendon adductor longus) diukur saat pasien duduk.
Pengukuran pada sound leg :
Pasien dalam posisi berdiri
Panjang sound leg dari ischial tuberosity sampai ke lantai
Pasien dalam posisi duduk
Jarak medial tibial plateu ke lantai
Keliling medial tibial plateu
Keliling dan tinggi tungkai terbesar
Keliling dan tinggi tungkai terkecil
Panjang foot
Tinggi heel sepatu yang digunakan pasien
DOKUMENTASI
CASTING PASIEN
Alat dan Bahan :
Jas lab
Blanko assesment
Blanko ukur
Gorniometer
Alat tulis
Midline
Pensil air
Tali rapia
Ember
Kamera
Cutter
Kursi pasien
Bad pemeriksaan
Gip roll
Stokinet
Gunting
Langkah-langkah pengerjaan :
Memasang stokinet pada stump pasien
Menandai pada bagian trokantor mayor dan sepanjang tulang femur
Mengambil pengukuran circumduction
Merendam gips roll ke dalam air
Pasien berdiri dan mulai mengcasting stump pasien
Mencari dan menekan ischial tuberocity dan penekanan pada segitiga scarpa
Setelah gips setengah kering hentikan penekanan
Selanjutnya melepaskan negatif gips dari stump pasien
Slab Casting
Siapkan stockinet untukstump dan pasangkan pada pasien.
Posisikan pasien berdiri di samping kursi casting, dengan sisi stump ke arah kita. Pastikan pasien berpegangan pada hand rail (kursi casting) dan berdiri dengan aman dan nyaman.
Buatlah 5 lapis plaster, Gunakan 15 cm per bandage sehingga cukup untuk stump bagian proksimal..
Potonglah bentuk pada pinggiran plaster sekitar mid point. Bentuknya harus lebar = 4 cm, kedalamanya = 4 cm
Palpasi stump dan tandai dengan jelas bagian ischium, trocantor dan abductor longus.
Basahi plaster dan balutkan pada stump. Potongan bentuk harus berada di bagian proksimal adductor tendon. Tarik plaster dengan lemah lembut ke arah kita dan buatlah plaster dalam beberapa lapis pada trochantor. Permukaan plaster harus lembut dan dapat membentuk stump. Beri perhatian lebih pada anterior wall, medial wall dan seat area. Balutlah bagian distal stump dengan plaster bandage kedua
Pada saat casting posisikan salah satu tangan pada bagian ischiadikum, tangan yang satunya di segitiga carpal. Kedua tanggan membentuk sudut pada sisi medial, stump dalam keadaan adduksi dan fleksi yang normal.
Checking the cast
Ketika negative cast terbentuk atau sudah jadi. Pastikan negative cast sesuai/cocok sebelum pasien membersihkan diri dan pulang.
Hal-hal yang perlu di cek :
Kekuatan umum negative cast.
Posisi tanda pada stump.
Anterior-posterior dan medio-lateral diameter.
Top circumference.
Panjang cast.
Bentuk umum cast
DOKUMENTASI
RETRIFIKASI NEGATIVE CAST
Tujuan dari rectifikasi pre filling adalah untuk mencari bentuk dan sudut pada saat pengecoran.
Alat dan Bahan
Langkah – Langkah Retrifikasi Negative Cast
Bersihkan dan rapikan positif gips .
Periksa semua cast measurement dan memutuskan apakah sudah sesuai dengan measurementnya
Ratakan medial wall daerah proksimal cast
Memperbaiki proksimal lateral wall.
Memperbaiki anterior wall .
Memperbaiki posterior wall .
Memodifikasi proksimal flare dan Trimline .
Sesuaikan diameter anterior - posterior dari cast
Sesuaikan diameter medio - lateral cast .
Ratakan medial wall .
Ratakan lateral wall.
Sesuaikan circumference.
Sesuaikan panjang dari cast .
Sesuaikan sudut fleksi .
Sesuaikan sudut adduksi
Periksa semua pengukuran dari positif gips.
Yang perlu di perhatikanadalah:
Tuberositas ischial diposisikan 1,5-2,5 cm lateral dari medial wall.
Tendon adductor longus berada pada sudut antara medial dan anterior wall.
Cekungan pada anterior femoral triangle selevel dengan ischial tuberosity titikterdalamnya ada pada segitiga medial wall
DOKUMENTASI
FILLING
Filling yaitu proses pengecoranyang bertujuan untuk mendapatkan positif gips.
Alat dan bahan :
Ember + Air
Bak pasir
Gips powder
Besi yang telahdipotong
Air sabun
POP
Proses pengecoran :
Balutkembalidengan pop padabagianproksimal negative cast yang telah di trimline, sebelummelakukanpengecoran.
Menyiapkantempatyang berisipasirsebagaitempatmenanamgips.
Membasuh negative gipsdenganmenggunakan air sabun, janganterlalubanyakdanjanganterlalusedikit.
Memasukkan air kedalam negative gipskemudianmenuangkannyakedalam ember sebagaitakaran air yang akandigunakanuntuk proses pengecoran.
Memasukkangips powderpadatakaran air danmenunggugelumbunggips powderhilang, kemudianmengadukgipsdengan rata.
Dengancepattuangkanadonangipskedalam negative castdanmenancapkanbesisampaiujungkemudianbesitersebutagakdiangkatsedikit.
Menunggugipssampaikering.
RECTRIFIKASI POSITIF GIPS
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump. Sering juga disebut dengan proses modifikasi positif gips.
Alat dan Bahan:
Alat:
Ragum
Cutter
Pensil air
Blangko
Alat tulis
Caliper
Midline
Surform / plantar gips
Sikat pembersih
Paku
Palu
Mangkok gips
spatula
Gelas aqua
Kawat kasa
Tempat sampah
Bahan:
Negatif cast
Gips powder
Air
Pewarna
Proses Rectifikasi
Membuka negative cast
Menebalkan kembali garis-garis penandaan
Mengukur kembali bagian yang telah diukur saat measurement
Membandingkan ukuran negative cast dengan blanko ukur
Sudut anterior
Menetapkan segitiga Scarpa.
Segitiga Scarpa harus dibuatsejajar dengan dinding Ischial.
Ukur lebar medio-lateral lalu bagi 3.
Tandai titik dari lateral ke-3 (a) lalu tandai titik 2,5 cm dari sudut medial (c) dari sini, buat garis 10 cm ke arah ujung distal, sehingga membentuk titik baru (b).
Selanjutnya, tarik garis lurus dari titik (a) ke titik (b) sehingga terbentuklah sebuah segitiga, (segitiga Scarpa).
Gunakan sendok untuk memberi tekanan/kedalaman pada segitiga Scarpa.
Dinding Anterior
Kurangi batas dari anterior sehingga ketinggian mencapai RectusFemoris.
Sudut medio-anterior harus dibuat melengkung.
Dinding Posterior
Kurangi ketinggian dari batas dinding Posterior ke Gluteus sebanyak ±22 mm.
Batas dinding Posterior harus tegak lurus dengan batas Medial.
Dinding Posterior harus vertical dan setingkat dari support ischiatic ke ujung distal.
Penting untuk mengurangi bagian lateral posterior untuk kekuatan maksimal dari otot Gluteus.
Sudut medio-posterior harus dibuat melengkung.
Dinding medial
Kurangi ketinggian pinggir medial dari Perineum kira-kira 18 mm.
Dinding medial harus vertical dan rata 10 cm dari pinggir ujung distal dan pinggirannya harus horizontal.
Dinding lateral
Tinggi dinding lateral untuk stump panjang adalah 6 cm sedangkanuntuk stump pendek adalah8 cm.
Jika harus mengurangi gips, kurangilah dari dinding lateral.
Kurangi gips di daerah di atas Trochanter agar ada tekanan di daerah tersebut; jangan pernah mengurangi gips dari area Trochanter.
Proximal rektifikasi
Meratakan dinding medial daerah proksimal
Rektifikasi dinding lateral di bagian proksimal
Memperbaiki dinding anterior
Rektifikasi dinding posterior
Memodifikasi dinding proksimal
Sesuaikan diameter anterior-posterior dari cor
Sesuaikan diameter medio-lateral dari cor
Distal rektifikasi
Meratakan dinding medial
Meratakan dinding lateral
Menyesuaikan circumferencenya
Menambahkan ukuran panjang stump
Flexion/ Adduction Angles Adjustment
Mengatur sudut fleksi
Menyesuaikan sudut adduksi
Menghaluskan positive cast
PROSES PEMBUATAN MAL
Proses pembuatan mal bertujuan untuk mempermudah dalam proses pemotongan PVC.
Alat dan bahan :
Penggaris besi
Cutter / Gunting
Spidol
Kertas Koran
Plastic PVC
Prosesnya Pemotongan Mal
Ukur panjang stump
Ukur lingkar terbesar dan terkecil pada stump.
Gambarkan pada kertas koran.
Potong kertas koran sesuai ukuran
Proses pemotongan PVC
Letakkan mal diatas plastic PVC.
Pemotongan mengikuti baris dan dari mal, menggunakan penggaribesi, dan cutter
DOKUMENTASI
LAMINASI
Laminasi adalah proses pencetakan hard socket dengan menggunakan bahan utama yaitu resin dan katalis.
alat dan bahan
Plastik PVC
Setrika
Tinner
Ragum
Positive cast
Bedak
Stockinet
Serat Fiber
Lakban
Talirafia
Botol aqua
Corong
Resin
Catalys
Pengaduk
Kain untuk meratakan resin
Langkah – Langkah Pembuatan Hard socket
Mengukur positif gips untuk pembuatan plastic PVC . Yang diukur antara lain :
Circumference terbesar = cm
Circumference terkecil= cm
Panjang positif cast =
Kemudian plastic dilekatkan dengan cara menyetrika sehingga plastic tersebut berbentuk kerucut.
Masukkan stockinet kedalam positif cast agar permukaan rata.
Memberi thiner pada plastic pertama agar plastic lebih lentur dan masukkan kepositif cast
Plaster pada bagian proksimal dan distal sehingga terlihat rapi.
Setelah memasukkan plastik lalu memasang stockinet sebanyak 2 lapis
Kemudian memotong serat fiber .Setelah dipotong serat fiber dilingkarkan pada positive gif dan ditali dengan benang nylon.
Selanjutnya memasang stockinet lagi 1 lapis.
Memotong fiber untuk tutup. Dan memasang stockinet lagi sebanyak 2 lapis.
Kemudian memasukkan plastik PVC lagi yang dibuat sepperti yang pertama (seperti pada gambar)telah sudah diberi thinner.
Lalu membuat latrutan resin dengan takaran 500 ml resin ,catalis 2 ml
Kemudian adonan resin dituangkan ke positive gif yang akan diresin melalui corong .
Setelah resin semuanya dituangkan lalu ratakan sampai kebawah sehingga resin tersebut rata pada positive gif.
Kemudian massage.
Tunggu sampai benar-benar resin tersebut keras
Setelah resin keras, potong hard socket sesuai trimline
Setelah itu positive gifnya dipecahkan sehingga soft socketnya dan hard socketnya dapat diambil
Apabila trimline sudah sesuai, haluskan dan rapikan pula bagian ujung soket yang tidak rata agar bias dipasangkan adaptor socket
ALIGNMENT
Alignment yg dilakukan tanpa pasien,dimulaidengan proses pemasangan komponen padaprosthesis.
Alat & Bahan :
Spidol
Plumbline
Penggaris
Kunci L
Malam
Mesin Bur
Mur danbaut
socket adaptor
free knee joint
tube adaptor
tube clamp assembly
foot adaptor
sach foot kanan ukuran 26
selisian belt
Langkah-langkah assembling dan alignment :
Buat garis vertical di dinding anterior dan posterior socket 60% : 40%
Buat garis vertical di dinding lateral 50 % : 50 %
Kemudian ukur panjang foot, lalu bagi menjadi 3 bagian (horizontal), ukur lebar foot, kemudian dibagi menjadi 2 bagian (vertikal).Di garis
1/3 posterior buat garis 5ยบ external rotasi.
Rangkai semua komponen sesuai alignment dan knee joint dibuat 5˚ eksternal rotasi
Pastikan anterior – posterior dan medial – lateral lurus, cara mengetahui jika tube telah lurus yaitu menggunakan penggaris siku.
Setelah komponen terpasang dan alignmentnya benar, pasang socket sesuai dengan alignment 5˚ fleksi dan 5˚ adduksi.
Socket bagian distal di tandai dan di bor menggunakan mesin bor duduk untukmenyambungkanantara socket dan adaptor agar tidak lepas.
Setelah semua terpasang cek kembali alignmentnya menggunakan plumline apakah sudah benar-benar berada pada garis yang telah dibuat.
Garis yang digunakan sebagai acuan adlah garis 1/3 posterior dari panjang foot (dilihat dari sisi medial dan lateral)
Garis yang di gunakan sebagai acuan pada anterior dan posterior yaitu pada garis pembagi 2 dari lebar footnya yang telah di eksternal rotasikan 5°, biasanya terletak di Antara ibu jari dan jari telunjuk dari kaki
PEMBUATAN SILESIAN BELT
Alat dan Bahan :
Alat :
Gunting
cutter
penggaris
alat tulis
mid line
pelubang sabuk
ragum
Bahan :
kulit kambing
java box
keling
gasper
Proses Pengerjaan
persiapkan alat dan bahan
ukur kulit sesuai yang di ingin kan
garis sesuai dengan ukuran yang di inginkan
potong kulit sesuai garis yang di buat tadi dengan menggunakan cutter
ukur jarak lubang untuk penenpatan gasper kira – kira 2 cm
lubangi kulit dengan alat pelubang ikat pinggang sesuai tanda yang di di berikan
rangkai komponen staps satu persatu sesuai sesuai petujuk
lem bagian tepi agar terlihat rapi
jahit bagian tepi agar lebih kuat
sraps siap di pasangkan ke socket
FINISHING
Finishing adalah tahap terakhir dalam pembuatan prosthesis agar cosmetiknya terlihat bagus.
Alat dan Bahan
Kain perca
Tiner
Proses
Menyiapkan prosthesis yang telah jadi
Membersihkan sisa sisa spidol bekas alignment dengan menggunakan kain perca yang sudah diberi tiner
DOKUMENTASI
FITTING
Static alignment
Static alignment proses pemakaian prosthesis pada pasien untuk pemeriksaan apakah prosthesis yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pasien apa belum. Proses pemeriksaan dilakukan sebatas pasien duduk dan berdiri.
Procedure
Jika pasien sudah memakai prostesis sebelumnya, lihat pasien berjalan dengan prostesis itu
Pastikan prostesis yang baru sudah sesuai dengan blangko ukur
Periksa saat pasien duduk dengan menggunakan prostesis yang lama
Biarkan pasien memakai prostesis yang baru sendiri
Pastikan adductor longus tendon dan ischial tuberosity pada posisi yang benar
Minta pasien untuk berdiri dengan beban tubuh pada kedua kaki
Cek socket sudah fit atau belum
Cek apakah bench alignment sudah baik
Cek panjang prosthesis
PROBLEM FITTING PERTAMA
Pada fitting pertama, problem yang dialami kelompok kami ialah
Trimline bagian anterior dan lateral terlalu tinggi
Solusi :- socket yang sudah ditandai dipotong dan di perhalus
Dinamic alignment
Adalah Proses mengamati dan menganalisis pola jalan seseorang atau pasien pada saat menggunakan prosthesis yang harus disesuaikan dengan normal gait.
Jika Pasien sudah merasa nyaman memakai prosthesis, dan Alignmentnya sudah benar, maka minta pasien untuk berlatih berjalan dengan prosthesis. Kemudian amati pola jalan Pasien dari pandangan depan dan belakang.
Mengecek foot function.
Heel wedge of SACH foot
Dorsiflexion of SACH foot
Mengecek kestabilan knee saat pasien berjalan pada paralell bar.
Knee dapat dengan mudah fleksi saat push off, tapi harus stabil saat heel strike dan selama stance phase.
Faktor lain : TKA line, plantarfleksi resistance, socket flexion.
Jika knee tidak stabil saat :
Stance phase
Mengecek TKA line .
Mengurangi flexion pada socket jika pasien terlalu lordosis saat push off.
Jika knee masih belum stabil, maka foot diberi tahanan lebih untuk dorsiflexion atau memindah toe break lebih ke anterior.
Heel strike.
Membuat aksi plantarflexion pada foot lebih lembut
Kesulitan fleksi saat push off :
Check TKA line.
Meletakan socket ke posterior untuk mengurangi kestabilan alignment.
Increase socket flexion
Jika masih kesulitan, buatlah aksi dorsifleksi yang lebih lembut pada foot atau memindah toe break lebih ke posterior.
Mengecek apakah pole vertical.
Mengecek apakah ada medial – lateral whip.
Femur cenderung rotasi internal saat hip fleksi, maka dibutuhkan 5°external rotasi of knee bolt.
Medial whip dapat dikoreksi dengan rotating knee bolt externally.
Lateral whip dikoreksi dengan rotating knee bolt internally.
Mengecek apakah foot mengalami rotasi atau tidak.
Mengecek roll over saat stance phase.
Mengecek drop off at the end of stance phase
Mengecek toe rise yang berlebih
Check proksimal trim line pada saat duduk.
Check kenyamanan pasien saat menggunakan prostesis.
Memastikan pasien dapat menggunakan dan melepas prostesis sendiri.
Check kondisi stump
Check semua informasi yang dibutuhkan.
PROBLEM DYNAMIC ALIGNMENT
Kendala : karena ketidakadanya shank yang memenuhi ukuran , maka shank yang digunakan pasien kami terlalu panjang 2 cm , sehingga menyebabkan
Instability of the prosthetic knee : prosthesis terlalu panjang dan knee tidak stabil
Circumduction : prosthesis terlalu panjang
DOKUMENTASI
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Amputasi adalah pembedahan memotong dan mengangkat tungkai dan lengan, amputasi yang disebabkan oleh kecelakaan, conginetal, infeksi, tumor, vascular disease.
Measurement merupakan proses pengukuran detail pada stump pasien. Bertujuan untuk mendapatkan data dalam bentuk ukuran stump pasien dan akan menjadi patokan dalam pembuatan socket.
Casting adalah Proses membentuk dan mendapatkan cetakan negarif gips setelah melakukan cetakan pada stump pasien.
Tujuan dari retrifikasi pre filling adalah untuk mencari bentuk dan sudut pada saat pengecoran.
Filling yaitu proses pengecoran yang bertujuan untuk mendapatkan positif gips.
Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump. Sering juga disebut dengan proses modifikasi positif gips.
Proses pembuatan mal bertujuan untuk mempermudah dalam proses pemotongan PVC.
Laminasi adalah proses pencetakan hard socket dengan menggunakan bahan utama yaitu resin dan katalis.
Alignment yg dilakukan tanpa pasien,dimulaidengan proses pemasangan komponen padaprosthesis.
Finishing adalah tahap terakhir dalam pembuatan prosthesis agar cosmetiknya terlihat bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Transfemoral Prosthetics , jurusan Ortotik Prostetik politeknik kesehatan surakarta 2014
www.google.com
Form Assessment
Form Fitting
Langganan:
Postingan (Atom)