Senin, 21 Desember 2015

laporan ankle disarticulation

PEMBAHASAN
A.    Patient Assesment
adalah suatu rangkaian kegiatan terhadap pasien/klien yang mencakup tindakan anamnesa dan pemeriksaan untuk mengidentifikasi permasalahan yang nyata  terhadap pasien/klien yang membutuhkan ortosis maupun prostesis , dengan cara memperhatikan riwayat penyakit, telah umum, uji khusus, pemeriksaan penunjang, pengukuran dilanjutkan dengan evaluasi hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dalam sebuah proses pertimbangan teknis dan klinis. Terbagi menjadi subjective dan objective .
            Disini kami tidak melakukan proses assesment ini dikarenakan assesment dilakukan bukan kepada pasien sesungguhnya tetapi kepada teman. Adapun proses assement meliputi:
   
    Alat :
1.    Blanko assesment
2.    Gornio meter
3.    Alat tulis
4.    Mid line

    Assesment terbagi atas subjective assesment dan objective assesment , meliputi :

a.    Subjective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi subjek / bercerita tentang kehidupannya sehari – hari sebelum terjadinya amputasi.
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi:
1.    Nama pasien :
2.    Tempat. Tanggal lahir :
3.    Umur :
4.    Tinggi/berat badan :
5.    Jenis kelamin : perempuan
6.    Alamat :
7.    Nomor Telp :
8.    Pekerjaa :
9.    Keadaan tempat tinggal :
10.     Previous device :
11.    Sebab amputasi :
12.    Tempat/tanggal dilakukannya amputasi :

b.    Objective assesment
Pemeriksaan yang dilakukan dimana pasien yang menjadi objek, pemeriksaan.
Pemeriksaan obyektif : inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan dasar,  pemeriksaan LGS(Lingkup Gerak Sendi), pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing).

•    Inspeksi            : Pemeriksaan dilakukan dengan cara 
melihat dan mengamati kondisi pasien.
•    Palpasi             : Pemeriksaan dilakukan dengan
cara  meraba, memegang dan menekan bagian stump pasien.
•    Pemeriksaan Gerak Dasar    :  Pemeriksaan gerak aktif,  pasif
   dan Isometik melawan tahanan.
•    Pemeriksaan LGS         :  Mengetahui luas gerak sendi pada
stump.   
•    Pemeriksaan MMT         :  Mengetahui kekuatan otot stump
dengan  kriteria 5-0.


KRITERIA KEKUATAN OTOT
 Untuk mengetahui nilai kekuatan otot terdapat kriteria :
a.    Nilai kekuatan 5    : Subyek mampu dengan LGS
i.    (Lingkup Gerak Sendi) penuh dengan melawan tahanan maksimal dan melawan gravitasi.

b.    Nilai kekuatan 4    : Subyek mampu dengan LGS penuh,
i.    melawan gravitasi dengan tahanan sedang.
c.    Nilai kekuatan 3     : Subyek mampu dengan LGS penuh     dan
i.    melawan gravitasi tanpa tahanan.
d.    Nilai kekuatan 2     : Subyek mampu bergerak dengan  LGS
i.    sebagian dan melawan gravitasi.   
e.    Nilai kekuatan 1     : Subyek mampu mengkontraksikan, tetapi
i.    tidak terjadi gerakan otot.
f.    Nilai kekuatan 0    : Subyek sama sekali tidak bisa
i.    mengkontraksikan ototnya.

Hasil pemeriksaan pasien

1.    Kaki amputasi :
2.    Kondisi stump :
3.    Level amputasi :
Disini kami tidak melakukan pemeriksaan ROM dan MMT
ROM              MMT
RIGHT    LEFT    RIGHT    LEFT

HIP    Flexion :               
    Extension:               
    Abduction:               
    Adduction:               
KNEE    Flexion :                
    Extension:               


    Hasil ukur blanko pasien AD :


B.    Casting pasien
Tujuan pembuatan negative cast adalah untuk memastikan keakuratan model dari stump yang menunjukkan posisi berat badan pada stump atau sebagian berat badan.
Masalah yang biasanya dihadapi meliputi :
1.    Karena stump berbentuk bulbous menyebabkan negative cast sulit dilepas.
2.    Stump pasien harus menumpu selama casting sehingga soft tissue pada bagian ujung distal harus dalam posisi yang nyaman.

Alat dan bahan yang dibutuhkan
1.    Jas Lab             11. Cutter
2.    Blanko assesment     12. Bed pemeriksaan
3.    Blanko ukur             13. Gips roll
4.    Gorniometer             14. Stokinet
5.    Alat tulis             15. Gunting
6.    Mid line            
7.    Pensil air
8.    Tali rapia
9.    Ember
Kamera

Langkah – langkah casting :
1.    Data pasien secara personal dan pekerjaanya dicatat pada blangko ukur.
2.     Pengukuran secara detail stump dan kaki normal juga dicatat pada blangko ukur.
3.     Perhatian khusus diberikan pada diameters dan circumferences pada ujung stump bulbous dan mengukur secara jeli pada bagian tersebut.
4.    Untuk melepas negative cast dari stump pasien, kita harus memotongnya. Untuk melindungi pasien, sebaiknya kita menempatkan potongan slang berdiameter 1 cm.
5.     Memasang stokinet dan memberi tanda pada stump.
6.    Blok disusun. Blok ini terbuat dari kayu yang pada    bagian permukaan atasnya dilapisi plastazote. Ketika pasien berdiri pada blok ini, pelvis pasien harus pada posisi sejajar. 
7.    Ujung distal stump pasien dibalut dengan plaster gips pada saat duduk. Sebelum plaster gips mengering, pasien berdiri dengan end of stump pada blok kayu.
8.    Stump dibalut dengan plaster gips sampai ke ujung proksimal.
9.    Ketika negative gips telah terbentuk, pasien duduk. Negative cast dipotong dengan hati- hati sepanjang slang. Hati- hati saat pengambilan negative cast jangan sampai rusak. Negative cast lalu ditutup dan siap untuk diisi dengan adonan gips.

Selanjutnya setelah negatif gips selesai di cetak dan sudah mengering maka langkah selanjutnya adalah pembuatan positip gips .
    Alat dan bahan
1.    Ember dan air
2.    Pasir
3.    Negatif cast
4.    Besi
5.    Air sabun
    Langkah-langkahnya sebegai berikut :
a.    Menyiapkan tempat yang berisi pasir sebagai tempat menanam gips.
b.    Membasuh negatif gips dengan menggunakan air sabun, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
c.    Memasukkan air ke dalam negatif gips kemudian menuangkannya ke dalam ember sebagai takaran air yang akan digunakan untuk proses pengecoran.
d.    Memasukkan gips pada takaran air dan menunggu gelumbung gips hilang, kemudian mengaduk gips dengan rata.
e.    Dengan cepat menuangkan adonan gips ke dalam negatif gips dan menancapkan besi sampai ujung kemudian besi tersebut agak diangkat sedikit.
f.    Menuggu gips sampai kering.

   
C.    Cast Retrification
    Rektifikasi adalah proses pengurangan dan penambahan pada area tertentu di positif gip agar saat pembuatan soket dapat fit dengan stump.
Peralatan yang dibutuhkan :
Alat
a.    Kikir untuk gips
b.    Midline
c.    Pensil air
d.    Ragum
e.    Kuas
f.    Sikat pembersih kikir
g.    Gelas aqua
h.    Kawat kassa
i.    Paku
j.    Palu
k.    Caliper
l.    Cutter
m.    Blangko
n.    Alat tulis
Bahan :
a.    Negative gips
b.    Gips
c.    Air

Daerah yang boleh mendapat tekanan/ Boleh dikurangi :

1.    Distal end Pad
2.    Tibial Flare
3.    Patella Tendon


Daerah yang tidak boleh ditekan / diberi penambahan :

1.    Tibial Crest dan Tuberosity
2.    Fibular head
3.    Neck of Fibula
4.    Patella
5.    Medial and Lateral malioli


Langkah –langkah cast rectrification :
1.    Pembentukan pada daerah ini mumumnya sama dengan TT, tetapi pada pembentukan di daerah patella tendon ini agak lebih cekung.
2.    Mengukur medio – lateral lutut knee ; Ukur daerah medial dan lateral lutut pada bagian sirkum terbesar kemudian bandingkan dengan blanko ukur. Jika perbedaan ukurannya masih jauh maka kita harus mengurangi positif gips.
3.    Bagian tibial flare dilakukan pengurangan dan pada bagian tibialis anterior sedikit di kurangi. Perlu di ingat bahwa pada bagian ini merupakan bagian yang tidak boleh mendapatkan tekanan sehingga pengurangan ini berkisar antara 1-2mm.
4.    Sudut posterior stump : Penekanan pada fossa poplitea tidak begitu penting karena bagian ini lurus dengan tendon patella.Tetapi jika ukurannya terlalu tinggi maka harus dikurangi.
5.    Head of fibula : Head of fibulla harus dibentuk sesuai dengan bentuk yang sebenarnya. Ditambahkan Kurang lebih 3mm dan lebarnya 1cm.
6.    Tibial crest dan tuberosity : Tibial crest ditambahkan sekitar 2-3mm. Pada bagian tuberosity merupakan daerah yang sensitif terhadap tekanan,sehingga tidak boleh dilakukan pengurangan. Penambahan dilakukan mulai dari bagian bawah tuberosity ke bagian ujung tibial yang menonjol.
7.    Ujung stump: Distal end merupakan daerah yang paling sensitif dan membutuhkan perawatan yang lebih dari daerah lain. Haluskan dan ratakan bagian distal end. Karena pada bagian ini membutuhkan area yang agak longgar (tidak tertekan). Bentuklah dengan rata dan agak melebar.
8.    Posterior trim line : Dinding Posterior juga mengikuti ukuran yang sebenarnya. Tetapi jika bagian ini terlalu panjang maka kita dapat mengurangi trim-linenya. Trim-line bagian posterior biasanya sekitar 2-3cm dibawah tendon patella.

D.    Fabrikasi
•    Alat dan Bahan
a.    Alat
b.    Router
c.    Open
d.    Blower
e.    Vacum
f.    Ragum
g.    Cutter
h.    Gunting
i.    Pensil air
j.    Penggaris
k.    Bendage
l.    Outside calliper
m.    Stokinet
•    Bahan
a.    Spons 5 mm
b.    Lem
c.    Kain
d.    Paku
e.    Bedak
Alat pelindung diri
•    Masker
•    Sarung tangan
•    Ear plug
•    Kacamata
•    Pembuatan soft socket
•    Membuat body soft socket
•    Mengukur lingkar terbesar dan terkecil stump, serta panjang dari lingkar terbesar sampai lingkar terkecil tersebut
•    Membuat pola pada spons    :
1.    lebar bagian atas sesuai ukuran lingkar terbesar stump dan lebar bagian bawah sesuai ukuran lingkar terkecil stump

2.    panjang pola sesuai panjang dari titik lingkar terbesar stump sampai titik lingkar terkecil stump dengan penambahan panjang bagian atas dan bawah masing-masing 10 cm
pola bagian samping kanan dan kiri masing-masing diukur kedalam pola sekitar 2 cm digunakan untuk pola sehingga membentuk bangun ruang

3.    merouter bagian samping kanan dan kiri yang mendapat tambahan 2 cm tadi hingga ketebalan 1mm
4.    mengelem bagian tersebut sehingga menyatu satu sama lain.
5.    memasangkan positif gips pada vakum pembentuk
6.    memasukkan spons pada oven bersuhu 180̊ selama sekitar 5 menit sampai spons lentur
7.    mengangkat spons dan segera pakaikan pada positif gips
8.    membandage sesuai bentuk ujung stump
9.    menunggu hingga dingin
10.    membuka bandage
11.    memotong sisa spons pada bagian ujung stump
12.    merapikan bagian ujung stump menggunakan router

13.    Membuat mangkok ujung stump dari spons
14.    menyetak gambar ujung stump pada spons
15.    menandai anterior dan posteriornya
16.    merouter bagian samping kanan dan kiri yang mendapat tambahan 2 cm tadi hingga ketebalan 1mm
17.    mengelem bagian tersebut sehingga menyatu satu sama lain.
18.    memasangkan positif gips pada vakum pembentuk
19.    memasukkan spons pada oven bersuhu 180̊ selama sekitar 5 menit sampai spons lentur
20.    mengangkat spons dan segera pakaikan pada positif gips
21.    membandage sesuai bentuk ujung stump
22.    menunggu hingga dingin
23.    membuka bandage
24.    memotong sisa spons pada bagian ujung stump
25.    merapikan bagian ujung stump menggunakan router
26.    Membuat mangkok ujung stump dari spons
27.    menyetak gambar ujung stump pada spons
28.    menandai anterior dan posteriornya

E.    LAMINASI
•    Alat dan Bahan
Alat
1.    Ragum
2.    Mesin vacum
3.    Corong
4.    Gelas ukur
5.    Gelas pencampur
6.    Isolasi
7.    Gunting
8.    Cutter
Bahan
1.    Resin
2.    Serat fiber
3.    Kain perca
4.    Benang
5.    Plastik pvc
6.    Bedak
7.    Tinner    
•    Alat Pelindung Diri
1.    Masker
2.    Werpack

•    Pembuatan Potongan Plastik PVC
1.    Mengukur lingkar terbesar dan terkecil stump, serta panjang dari lingkar terbesar sampai lingkar terkecil tersebut
a.    Membuat pola pada plastic PVC :
2.    Lebar bagian atas sesuai ukuran lingkar terbesar stump dan lebar bagian bawah sesuai ukuran lingkar terkecil stump
3.    Panjang pola agak lebih panjang dari titik lingkar terbesar stump sampai titik lingkar terkecil stump dengan penambahan panjang bagian atas 5cm dan bawah 15cm.
4.    Pola bagian samping kanan dan kiri masing-masing diukur kedalam pola sekitar 1,5 cm digunakan untuk menyatukan pola sehingga membentuk bangun ruang.
5.    Potong plastic sesuai pola yang telah digambar.
6.    Setrika pola plastic yang telah di potong untuk merekatkan kedua bagian.
7.    Setrika hanya pada bagian potongan kedua bagian (perekatan) sampai warna tersebut putih.

DOKUMENTASI
a.   
      
Pembuatan Hard Socket
1.    Menyiapkan alat dan bahan
2.    Letakkan positif gips pada ragum
3.    Melapisi positif gips dengan stoking/ kaos kaki.
4.    Memasang lapisan plastik pertama. Ini dilakukan agar nanti permukaan dalam soket rata/halus.
5.    Memasang kain/stokinet pada positif gips. Biasanya lapisan pertama ini 2 kain.
6.    Memberi lapisan serat fiber secara menyeluruh dan rata pada positif gips. Kemudian mengikat/ mengunci serat fiber dengan menggunakan benang.
7.    Memasang lapisan terakhir kain, biasanya 2 lapis atau 3 lapis tergantung kebutuhan.
8.    Dan yang terakhir memasang plastik pvc yang telah dibentuk dan yang sudah di rendam tineer.
9.    Nyalakan mesin vacum dan cek semua bagian positif gips, apakah semua bagian sudah fix sesuai bentuknya
10.    Mempersiapkan resin dan kemudian mencampur resin dengan katalis pada suatu wadah.
11.    Menuangkan campuran resin tersebut ke positip gips yang sudah siap tadi
12.    Bila resin sudah masuk semua kemudian ratakan resin ke seluruh bagian positif gips dengan menggunakan kain perca.
13.    Pastikan semua bagian terkena resin secara merata dan meresap sampai lapisan dalam.











F.    Pembuatan Panel Opening
Prostheses dengan panel opening biasanya terbuat dari plastik, baik polypropylene atau paling sering laminasi GPR (glass reinforced plastic). Tipe kuno prostesis terbuat dari kulit dan baja.
Pembuatan panel opening kali ini kami menggunakan polypoprilene
    Polypropylene menjadi lebih populer, karena teknik pembuatan yang mudah dan biaya bahan murah. namun bukan bahan yg terbaik karena fleksibilitas yang tinggi dari materi itu akan menciptakan bentuk melengkung di tepi stump. Selain itu juga sulit untuk menempatkan panel  secara akurat

Alat dan bahan :
Alat :
1.    Oven
2.    Cus cutter
3.    Besi lancip

Bahan :
1.    Polypoprilene

Langkah – langkah pembuatan :
1.    Membuat pola pada hard soket , kali ini kami membuat panel opening pada sisi medial
2.    Memotong bagian yang sudah berpola menggunakan cus cutter , dengan hari hati agar tidak merusak soft soket didalamnya.
3.    Setelah hard soket pada pola panel opening tersebut dapat terbuka , langkah selanjutnya adalah menggunakan polypoprilene yang telah dipotong sesuai ukuran .
4.    Mengoven polypoprile selama 20 menit dengan suhu 180 derajat.
5.    Meletakkan hard soket pada ragum
6.    Setelah polypoprilene di oven, mencetak pada bagian medial hard soket yang telah dilubangi untuk di buat panel opening tersebut.
7.    Membandage bagian panel opening tersebut hingga dingin
8.    Setelah panel opening tersebut tercetak, langkah selanjutnya memotong sesuai pola untuk mencocokan disatukan dengan lubang panel opening pada hard soket.
G.    Pembuatan foot untuk ankle disarticulation
Pembuatan foot kami lakukan bersama dengan materi material bahan , dosen pengampu adalah Dosen Dwi Setyawan, SST OP

Alat dan bahan :
Alat :
1.    Gunting
2.    Pensil
3.    Penggaris
Bahan :
1.    Spons hitam
2.    Lem

Langkah -  langkah pembuatan :
1.    Memotong spons hitam , persegi panjang sebanyak tujuh buah
2.    Mencetak gambaran garis foot teman pada spons hitam tersebut
3.    Memotong sesuai pola foot tersebut
4.    Merekatkan satu demi satu menggunakan lem , hingga bertumpuk tujuh buah spons.
5.    Setelah terekat sempurna, merouter tepi dari foot tersebut hingga rata halus dan bagus.
6.    Setelah itu melubangi foot , tumit bantal lebih rendah dari normal, sehingga ketinggian yang tepat dapat diperoleh.


H.    Alignment
Bench alignment adalah proses Perakitan/ Pemasangan Komponen Prosthesis
untuk prosthesis dengan weight bearing di tendon pattela.
Langkah - langkah Bench Alignment :
1.    Siapkan semua komponen yang
telah dibuat,mulai dari socket
(hard socket & soft socket) dan foot
2.    Pada anterior socket gambarlah
 garis tengah pada socket wall dari
tendon patela hingga area distal pada socket
3.    Pada lateral socket gambarlah

garis tengah antara tendon
patella dan daerah popliteal
(antero-posterior pada socket)
hingga daerah distal stump.
Dan Buat garis fleksi 5˚ pada
 lateral wall socket .
4.    Letakkan hard socket lurus
pada meja sesuai garis
aligment  dan cek blanko
 ukur apakah stump
mengalami Adduksi maupun
Abduksi, maka Socket harus disesuaikan dengan blangko ukur
5.     Setelah posisi hard socket sudah sesuai dengan stump, selanjutnya adalah pemasangan komponen dan perangkaian foot
6.   Setelah diberi garis bagi medial lateral dan garis socket 5˚ fleksi, ambilah plum line/ pendulum dan pastikan garis tegak lurus jatuh pada 1/3 posterior foot
7.      Pastikan landasan pada foot datar sehingga plumb line socket tegak lurus.

8.    Posisi foot 5˚eksternal rotasi
    Pastikan pemasangan foot sesuai dengan jatuhnya titik tumpu berat badan untuk mengurangi resiko gait deviasi
    Setelah semua oke dan terpasang, pastikan komponen tersebut berdiri tegak lurus,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar